Tiga Perkara Yang Tidak Pantas Dilakukan

MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, SEMARANG TENGAH – Pimpinan Ranting Aisyiyah Sekayu mengadakan kajian yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar pada hari Ahad sore bada ashar setiap pekannya. Bertempat di rumah ibu Wasiman Jl. Bedagan Kelurahan Sekayu Kecamatan Semarang Tengah. Untuk tanggal 6 Februari 2022, kajian tersebut diisi oleh narasumber H. Muhammad Arief Rahman Lc.MA. Beliau menjabat sebagai Dewan Syariah Lazismu Kota Semarang, yang akan menyampaikan tema “Tiga Perkara Yang Tidak Pantas Dilakukan”

Ustadz H. Muhammad Arief Rahman Lc.MA. ketika menjadi narasumber di kajian PRA Sekayu, Semarang Tengah

Manusia diciptakan kemuka bumi ini untuk mengelola sesuatu yang ada didalamnya dengan sebenar-benarnya, dan juga untuk menghamba kepada Sang Khalik Allah Swt.dengan mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.Setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggung jawabannya di akherat kelak, maka jalan apa yang akan ditempuh itulah pilihan setiap individu, yang pada akhirnya manusia akan merasakan bahagia atau sengsara.

Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan dalam hadits Abu Daud no 83 :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا ابْنُ عَيَّاشٍ عَنْ حَبِيبِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ شُرَيْحٍ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ أَبِي حَيٍّ الْمُؤَذِّنِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثٌ لَا يَحِلُّ لِأَحَدٍ أَنْ يَفْعَلَهُنَّ لَا يَؤُمُّ رَجُلٌ قَوْمًا فَيَخُصُّ نَفْسَهُ بِالدُّعَاءِ دُونَهُمْ فَإِنْ فَعَلَ فَقَدْ خَانَهُمْ وَلَا يَنْظُرُ فِي قَعْرِ بَيْتٍ قَبْلَ أَنْ يَسْتَأْذِنَ فَإِنْ فَعَلَ فَقَدْ دَخَلَ وَلَا يُصَلِّي وَهُوَ حَقِنٌ حَتَّى يَتَخَفَّفَ حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ السُّلَمِيُّ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا ثَوْرٌ عَنْ يَزِيدَ بْنِ شُرَيْحٍ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ أَبِي حَيٍّ الْمُؤَذِّنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يُصَلِّيَ وَهُوَ حَقِنٌ حَتَّى يَتَخَفَّفَ ثُمَّ سَاقَ نَحْوَهُ عَلَى هَذَا اللَّفْظِ قَالَ وَلَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يَؤُمَّ قَوْمًا إِلَّا بِإِذْنِهِمْ وَلَا يَخْتَصُّ نَفْسَهُ بِدَعْوَةٍ دُونَهُمْ فَإِنْ فَعَلَ فَقَدْ خَانَهُمْ قَالَ أَبُو دَاوُد هَذَا مِنْ سُنَنِ أَهْلِ الشَّامِ لَمْ يُشْرِكْهُمْ فِيهَا أَحَدٌ

Terjemahan : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Ayyasy dari Habib bin Shalih dari Yazid bin Syuraih Al Hadlrami dari Abu Hayy Al Muadzdzin dari Tsauban dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tiga hal yang tidak boleh seorang pun melakukannya; tidak boleh seorang laki-laki mengimami suatu kaum, kemudian mengkhususkan dirinya dalam berdoa tanpa menyertakan mereka, apabila dia melakukannya berarti dia telah mengkhianati mereka. Janganlah dia melihat ke dalam rumah seseorang sebelum dia minta izin, apabila dia melakukannya berarti dia telah memasukinya. Janganlah dia shalat dalam keadaan menahan buang air hingga dia meringankan dirinya (dengan buang air) terlebih dahulu”.

Hikmah Hadits

1. Adab memimpin doa adalah menyertakan orang lain dalam doa. Yang dimaksud imam memimpin doa adalah di saat berdoa bersama makmum, bukan di dalam doa-doa shalat yang diucapkan sendiri-sendiri. Contoh doa iftitah “Allahumma ba’id baini wa baina khathayaya”, doa diantara dua sujud “Rabbighfirli warhamni wajburni (warfa’ni) wahdini warzuqni (wahdini wa’afini wa’fu ‘anni)” doa setelah tahiyyat akhir “Allahumma inni a’udzubika min ‘adzabi jahannam…”. Contoh doa bersama makmum, seperti doa qunut “Allahummahdinaa fiiman hadait….”, atau disaat memimpin doa, menyertakan jamaahnya dalam do’anya “Allahummaghfir lana dzunubana…”, “Allahumma inna nasaluka ridhaka wal jannah”, “Rabbana atina fiddunya hasanah…”

2. Jika memimpin doa tetapi tidak menyertakan jamaahnya dalam doa-doanya maka diibaratkan seperti mengkhianati jamaahnya. Ia sudah diberikan kepercayaan tetapi tidak memberikan manfaat kepada yang memberikan kepercayaan tersebut.

3. Diantara adab bertamu adalah diberi izin atau dipersilahkan memasuki rumah. Selama belum mendapatkan izin maka tidak pantas untuk menengok ke dalam rumah tersebut. Jika itu dilakukan seakan-akan sudah masuk rumah tanpa izin. Dalam hadits Bukhari disebutkan “innama ju’ilal isti’dzan min ajlil bashar” (Sesungguhnya meminta izin (dipersilahkan masuk) itu terkait dengan pandangan). Hal tersebut perlu untuk memberikan kesempatan penghuni rumah untuk memantaskan diri menerima tamu.

4. Shalat harus dalam keadaan khusyu’. Diantara kekhusyukan itu adalah tidak adanya hal yang mengganggu pelaksanaan shalat. Baik faktor eksternal seperti bau yang tidak enak dari mulut maupun badan dan pakaian, tempat shalat yang tidak nyaman, suasana disekitar pelaksanaan shalat, maupun faktor internal seperti tergesa-gesa dan gangguan perut. Oleh karena itu dianjurkan sebelum shalat sudah mengkondisikan jasmani maupun rohani agar dapat melaksanaakan shalat dengan khusyu tidak terganggu dengan segala yang merusak shalat.

Kantor Lazismu Daerah dikompleks Masjid At-Taqwa RS Roemani Semarang

Salurkan donasi terbaik anda melalui:

Lazismu PDM Kota Semarang
Memberi Untuk Negeri

Zakat
Bank Syariah Indonesia
777 888 1785

Infaq
Bank Syariah Indonesia
777 888 1785

Konfirmasi :
0856 4087 3531 (call center Lazismu Kota Semarang)
0813 2755 1238 (Abdullah Hasan)

Penulis : Muhammad Arief Rahman
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara