LAZISMU MENDUKUNG DIFABEL MANDIRI

WhatsApp Image 2018-07-20 at 6.42.44 AMMengajarkan satu huruf pun harus di ulang-ulang beberapa kali, dan pada pertemuan berikutnya beberapa huruf yang telah diajarkan masih susah diingat lagi. Itu salah satu gambaran proses mengajar anak-anak difabel yang dilakukan oleh seorang relawan, Rofiatun, di kampung Pengkol, desa Kedungsari Rowosari, kecamatan Tembalang, kota Semarang. Menurut Rofiatun ada sekitar 30 orang difabel yang tinggal di sekitar kampung itu, namun yang aktif di kelompok belajar yang biasa disebut sekolah ada 11 orang.

Setiap hari Rabu, seminggu sekali Rofiatun mengajar anak-anak difabel di kampung Pengkol, bermodal kemauan. Itu dilakukan setelah selesai mengajar di pos PAUD Nusa Indah Jaya 8. Tidak semua anak difabel bisa aktif ke sekolah karena sebagian mereka tidak bisa mandiri datang ke sekolah, sementara orang tua / keluarganya sibuk bekerja.

Lazismu Kota Semarang berkunjung ke lokasi pada hari Rabu, 18/7/18 yang lalu, dan bertemu dengan empat orang difabel yang masuk sekolah pada hari itu. Salah seorang siswa difabel yang paling kecil berumur enam tahun, untuk berjalan tegakpun belum bisa, masih harus dituntun atau berpegangan benda disekitarnya, dia baru bisa belajar memegang pensil dan mencoret-coret diatas kertas. Tiga siswa yang lain usianya sudah mendekati 15 tahun namun mereka belum bisa membaca apalagi menulis, mereka masih mempelajari huruf satu per satu.

WhatsApp Image 2018-07-20 at 6.42.43 AMTempat belajar mereka sebelumnya di rumah Rofiatun, namun satu bulan terakhir mendapat pinjaman sebuah bangunan rumah milik pemerintah desa Rowosari, yang sedianya mau dipakai untuk pengelolaan sampah, namun belum dimanfaatkan. Alhamdulillah pak kades memberikan pinjaman rumah ini untuk dipakai PAUD dan sekolah difabel, ujar Rofiatun. Belum ada peralatan belajar yang memadai untuk mereka, alhamdulilillah Lazismu memberikan beberapa buah meja belajar untuk memudahkan anak-anak belajar. Tikarpun masih pinjam punya PKK kata Rofiatun.

Bersama dalam kunjungan tersebut, direktur Lazismu Jawa Tengah, Alwi Mashuri dan seorang professional di bidang kesehatan dokter Mila. Menurut Alwi Lazismu harus mendukung proses belajar mengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus, membantu pendidikan mereka agar menjadi pribadi yang mandiri dan tidak menjadi beban bagi keluarga maupun lingkungannya.

Sementara itu dokter Mila memberikan beberapa tips kesehatan dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus tersebut, dan berpesan kepada para pengelola sekolah difabel agar menjalankan semuanya dengan penuh kesabaran disertai jiwa sosial yang tinggi.

Bayangkan, masih banyak ditemui disekitar kita difabel-difabel lain yang membutuhkan uluran tangan dan kebersamaan kita, apakah kita tega membiarkannya ? Segera hubungi Lazismu Kota Semarang untuk kebersamaan membangun bangsa yang mandiri. (cak San)

ZAIRADIO MENDUKUNG DAKWAH DI PERSYARIKATAN

WhatsApp Image 2018-07-17 at 1.53.19 PMSekilas tidak ada hal yang istimewa dari pelaksanaan pengajian Ahad pagi majelis Tabligh PDM Kota Semarang, tanggal 15/7/18. Dilaksanakan di masjid At-Taqwa Wonodri dengan penceramah ustadz Dr. Zuhad Masduki, yang membahas tentang syarat menjadi orang sukses.

Jamaah tidak menyadari adanya perbedaan pengajian kali ini dengan yang dilaksanakan sebelumnya, baru setelah panitia menyampaikan, jamaah mengetahui bahwa pengajian yang dilaksanakan pagi itu juga disiarkan melalui radio streaming milik Muhammadiyah, zairadio.com. Sehingga jamaah yang tidak datang di lokasi pun bisa mendengarkan menggunakan ponsel dimanapun berada.

Zairadio adalah singkatan dari zakat dan filantropi radio, yang menggunakan internet sebagai sarana penghubung ke pendengarnya. Radio ini diselenggarakan oleh Lazismu Kota Semarang guna mendukung dakwah di persyarikatan. Hal ini penting mengingat banyak jamaah yang tersebar di berbagai tempat yang tidak memungkinkan untuk berkumpul di satu tempat dalam waktu yang bersamaan. Untuk itu diperlukan media dakwah alternatif guna menjangkau keberadaan jamaah tersebut.

WhatsApp Image 2018-07-17 at 1.53.18 PMSecara terpisah ketua Lazismu Kota Semarang, Drs. Azis Sholeh mendukung sepenuhnya keberadaan radio tersebut. Dirinya berharap keberadaan radio menjadi media dakwah sekaligus media pembelajaran bagi semua insan di persyarikatan. Radio adalah sebuah system yang tidak mudah, sehingga bisa dijadikan media pembelajaran tentang banyak hal diantaranya : jurnalisme, teknik radio, materi siaran, kode etik penyiaran dan sebagainya. Untuk itu dirinya mempersilakan semua majelis, lembaga, AUM juga ortom di persyarikatan agar aktif mengisi acara di radio tersebut.

Ketua majelis Tabligh, Muhammad Zaenuri juga menyatakan kegembiraannya dengan kehadiran media baru tersebut. Ternyata untuk menghasilkan fungsi radio yang kekinian tidak perlu peralatan yang mahal, cukup dengan satu buah sinthesizer pengatur suara disertai dengan komputer yang dilengkapi koneksi internet. Dan yang lebih penting adalah SDM nya.

Semantara itu salah seorang jamaah Hj. Noor Aini M Yasin yang tidak bisa hadir karena sedang mengikuti acara lain, sempat mengirimkan pesan agar pengajian tersebut direkam supaya bisa didengarkan kembali di lain waktu. Senada dengan pendapat tersebut ustad Zuhad juga mengharapkan agar materi-materi dakwah tersebut bisa terdokumentasi dengan baik, agar tetap bisa menjadi manfaat dimasa yang akan datang. (cak San)

DAURAH TAHFIDZ

WhatsApp Image 2018-07-11 at 2.46.55 PMPada hari Jum’at 6 Juli 2018 dilangsungkan acara tasyakuran selesainya program Daurah Tahfidz dari ponpes Muhammadiyah Kudus. Diselenggarakan di rumah salah seorang wali santri yang bersedia dan mampu menampung sejumlah 16 orang santri peserta daurah. Secara kebetulan lokasi berada di daerah Bukitsari Semarang.

Program tersebut bertujuan utuk menguatkan dan menambah hafalan Qur’an masing-masing santri yang tergabung dalam Program Kelompok Unggulan Tahfidz, demikian disampaikan oleh ustadz Wakhid, salah satu dari dua ustadz pengasuh program Program Kelompok Unggulan Tahfidz dan daurah tersebut. Disampaikan juga bahwa selama mengikuti program tersebut semua santri merasa nyaman dan menikmati program dhourah intensif ini. Salah satu santri berhasil menyelesaikan satu jus selama program tersebut.

WhatsApp Image 2018-07-11 at 2.46.56 PMSantri peserta daurah terdiri dari siswa-siswa ponpes Muhammadiyah Kudus yang memenuhi standar kualitas tertentu sehingga dikategorikan sebagai kelompok akselerasi. Mereka dikumpulkan dan dibina dalam waktu sepuluh hari, disaat sedang libur sekolah. Salah satu santri, Adnan merasa kerasan dan menyukai model dan suasana belajar seperti dhourah tahfidz ini, yang membuatnya semangat dan tidak bosan untuk menghafal al qur’an.

Tasyakuran dilaksanakan dengan tausiyah oleh ustadz Mustofa, kemudian dilanjutkan dengan do’a oleh ustadz Fikri dan diamini oleh semua hadirin. Acara ditutup dengan makan bersama membentuk dua buah lingkaran besar yang di tengahnya di gelar beberapa daun pisang yang utuh, kemudian nasi beserta lauknya ditaruh di atasnya membentuk sejumlah gunung kecil sebanyak orang yang hadir di acara tersebut.

WhatsApp Image 2018-07-11 at 2.46.57 PMProsesi yang sederhana, namun meriah dan menumbuhkan keakraban tanpa meninggalkan sunnah rasulullah makan menggunakan jari tangan. Ada satu hal yang patut menjadi catatan, bahwa makanan yang telah dihidangkan harus dimakan habis. Dan tidak ada makanan yang mubadzir, ini juga salah satu sunah rosul yang semestinya kita ikuti.

Sementara tuan rumah pun merasa bangga menerima kehadiran para santri dan berharap agar mereka menjadi khafidz-khafidz penjaga AL-Qur’an yang dimuliakan. Selesai makan dan berkemas, rombongan santri program daurah sudah ditunggu satu armada mobil yang disiapkan tuan rumah untuk mengantar mereka kembali ke pondok pesantren Muhammadiyah di Kudus. (Can San)