Sunatullah Kehidupan

MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, Semua yang terjadi di dunia ini tak berjalan dengan kebetulan. Benda-benda di jagat ini bahkan sudah diikat dalam aturan-aturan yang telah ditetapkan  pencipta-Nya. Allah SWT tak hanya menetapkan aturan bagi makhluk mati, seperti planet, tumbuhan, dan hewan. Dia juga menerapkan hukum bagi manusia. Aturan itu ada yang berkaitan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan Allah. Kita lazim menyebutnya dengan nama sunatullah, dua kata yang berasal dari kata sunnah dan Allah.

Aturan itu ada yang berkaitan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan Allah. Kita lazim menyebutnya dengan nama sunatullah, dua kata yang berasal dari kata sunnah dan Allah. Hukum ini juga disebabkan sikap dan perbuatan mereka terhadap syariat Allah dan risalah para nabi yang melahir kan ketetapan-ketetapan Allah atas mereka di dunia dan di akhirat. Kejadian ini memang tidak seperti ilmu sains yang dibuktikan dalam laboratorium. Ia hanya dapat dibuktikan dalam peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan yang sudah terjadi.

Salah satu sunatullah yang berlaku adalah ketika mendapatkan petunjuk, pasti akan berhadapan dengan setan. Sunatullah sudah berlaku bagi manusia sejak Nabi Adam AS diciptakan. Setan tidak rela membiarkan manusia mengikuti petunjuk Allah. Ia akan berusaha sekuat tenaga memastikan manusia meninggalkan petunjuk. Artinya, ketika kita mengikuti petunjuk, kita pasti akan berhadapan dengan setan yang ada untuk menguji sejauh mana kita mengikuti petunjuk.

Ustadz Dr. H. Zuhad Masduki M.Ag. ketika menjadi narasumber di kajian ahad pagi MTDK PDM Kota Semarang

Adapun contoh dari sunatullah adalah sebagai berikut :

1. Selalu Percaya Diri dan Tidak Mudah Putus Asa

Islam adalah agama universal, dimana kebaikan yang dibawanya akan selalu sesuai di segala tempat dan segala zaman. Salah satu ajaran islam yang harus selalu diamalkan oleh penganutnya adalah untuk selalu percaya diri dan tidak mudah untuk menyerah yang berujung keputusasaan. Dalam al-Qur’an sendiri sering menyeru kepada pembacanya untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu mendorong untuk percaya diri agar menggapai ridha Allah SWT. Seperti yang tercantum dalam QS. Ali Imran ayat 139-140 :

Surat Ali Imran ayat 139 :

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

139. Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.

Ayat di atas mengajarkan untuk tidak mudah menyerah meskipun kegagalan datang silih berganti. Jika kegagalan itu sampai menghilangkan apa yang kita sayangi, maka tidak perlu larut dalam kesedihan karena setiap yang pergi pasti akan ada penggantinya. Dan jangan lupa, tujuan dalam berjuang di jalan Allah itu tidak mencari kemewahan dunia atau tersohornya nama, tetapi tujuan utamanya adalah ridha dari Allah SWT.

Surat Ali Imran ayat 140 :

اِنْ يَّمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهٗ ۗوَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاۤءَ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَۙ

140. Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim,

Hikmah dari ayat di atas adalah umat Islam tidak boleh menyerah dalam berdakwah atau berjihad meskipun mendapat cobaan yang mengalangi dalam berdakwah. Jika kaum kafir kalah dalam perang badar masih terus berperang dalam perang uhud, seharusnya kaum muslim tidak putus asa dalam kekalahan di perang uhud. Hikmah selanjutnya adalah bahwa mereka yang terbunuh saat menjalankan perintah Allah, maka dia dihukumi sebagai orang yang mati syahid, seperti halnya mereka yang terbunuh saat perang badar dan perang uhud.

Kesimpulan :

Kemenangan dan kekalahan yang datang silih berganti datang bertujuan untuk membersihkan kotoran hati pada diri seorang mukmin yang masih rentan imannya, ketika hati mereka sudah bersih, mereka akan berjuang dengan hati yang ikhlas dan murni mengharap ridhaNya.

Kemenangan dan kekalahan bagi golongan munafik adalah pembersihan, maksudnya adalah kemenangan dan kekalahan akan menunjukkan wajah asli mereka, sehingga mereka seolah menampakkan diri dengan kemunafikannya. Sehingga kaum muslimin yang benar-benar lurus akan menghindari golongan munafik ini.

Sedangkan untuk kaum kafir, kemenangan dan kekalahan merupakan kerugian yang tidak ada penebusnya. Karena bagi mereka kemenangan terhadap orang muslim tidak berarti apa-apa, sedangkan kekalahannya merupakan kebinasaan yang nyata.

2. Selalu Berpedoman Pada Al-Quran

Al-Quran bagi umat Muslim merupakan pedoman hidup, karena di dalamnya terdapat segala sumber hukum yang yang harus dlaksanakan dalam kehidupan. Al-Quran adalah kitab suci dari Allah SWT yang diturunkan atau diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, yang kemudian menjadi pedoman hidup bagi umat muslim, baik saat masih hidup di dunia maupun di akhirat. Seperti yang tercantum dalam QS. Ali Imran ayat 137-138 :

Surat Ali Imran ayat 137 :

قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌۙ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

137. Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kekalahan dalam perang Uhud (Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah) artinya cara-cara Allah menghadapi orang-orang kafir yaitu menangguhkan kebinasaan mereka, lalu menghancurkan mereka secara tiba-tiba (maka berjalanlah kamu) hai orang-orang beriman (di muka bumi, dan lihatlah betapa akibat orang-orang yang mendustakan) para rasul, artinya kesudahan nasib mereka berupa kebinasaan. Maka janganlah kamu bersedih hati atas kemenangan mereka, karena Aku hanyalah menangguhkan kebinasaan mereka itu hingga pada saatnya nanti.

Surat Ali Imran ayat 138 :

هٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَّمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِيْنَ

138. Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

“Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia,” indikasi yang jelas yang telah menjelaskan kepada manusia kebenaran dari kebathilan, orang-orang yang bahagia dari orang-orang yang sengsara. Itu merupakan petunjuk azab dari Allah yang telah di timpakan oleh Allah kepada orang-orang yang mendustakan rasul. “Dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa,” karena mereka itulah yang memanfaatkan ayat-ayat tersebut hingga mengarahkan kepada jalan yang lurus dan memberi nasihat serta menjauhkan mereka dari jalan kebathilan. Adapun bagi orang-orang yang selain mereka, maka hal tersebut merupakan penjelasan yang akan menjadi hujjah atas keburukan mereka dari Allah hingga celakalah orang-orang yang celaka setelah ketarangan yang jelas. Isyarat dalam ayat, “ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, ” mengandung kemungkinan tertuju kepada Al-quran itu adalah penjelasan bagi manusia secara umum, petunjuk, dan pemberi nasihat bagi orang-orang yang bertakwa secara khusus, dan kedua makna tersebut adalah benar.

3. Selalu Bersabar dan Bertawakal Kepada Allah

Sabar bukanlah suatu sikap yang mudah kita lakukan, tapi juga tidak sulit kita usahakan. Seringkali bila kita dihadapkan dengan suatu situasi yang sulit kita mengatakan sudah habis kesabaranku. Padahal kesabaran itu takkan habis dan tak ada batasnya. Sebagai orang yang beriman hendaknya kita selalu bersikap sabar dalam segala hal dan saling mengingatkan siapa saja yang lupa dengan sikap sabar. Seperti yang tercantum dalam QS. Ali Imran ayat 124-125 :

Surat Ali Imran ayat 124 :

اِذْ تَقُوْلُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ اَلَنْ يَّكْفِيَكُمْ اَنْ يُّمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلٰثَةِ اٰلَافٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُنْزَلِيْنَۗ

124. (Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) mengatakan kepada orang-orang beriman, “Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”

Tafsir :

(Ketika) zharfu zaman bagi datangnya pertolongan (kamu mengatakan kepada orang-orang beriman) menjanjikan demi ketenteraman hati mereka (“Tidakkah cukup bagi kamu jika kamu dibantu Tuhanmu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan.”) ada yang membaca munzaliina dan ada pula munazzaliina.

Surat Ali Imran ayat 125 :

بَلٰٓى ۙاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا وَيَأْتُوْكُمْ مِّنْ فَوْرِهِمْ هٰذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ اٰلَافٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُسَوِّمِيْنَ

125. “Ya” (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda

Tafsir :

Ya) itu cukup bagi kamu. Dalam surah Al-Anfal disebutkan seribu yakni sebagai bantuan pertama kemudian menjadi tiga ribu lalu lima ribu sebagaimana firman Allah swt.: (Jika kamu bersabar) dalam menghadapi musuh (dan bertakwa) kepada Allah dalam menghindari pertikaian (dan mereka datang) yakni orang-orang musyrikin (pada ketika itu juga) buat menyerang kamu (maka Tuhanmu akan membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda) ada yang membaca musawwimiina dan ada pula musawwamiina keduanya berarti memakai tanda. Sungguh mereka itu telah menunjukkan kesabaran sehingga Allah pun menepati janji-Nya yaitu dengan ikut sertanya pasukan malaikat di atas kuda-kuda belang dengan memakai serban berwarna kuning atau putih yang mereka lepaskan teruntai di atas bahu.

Kantor Lazismu Daerah dikompleks Masjid At-Taqwa RS Roemani Semarang

Salurkan donasi terbaik anda melalui:

Lazismu PDM Kota Semarang
Memberi Untuk Negeri

Zakat
Bank Syariah Indonesia
777 888 1785

Infaq
Bank Syariah Indonesia
777 888 1785

Konfirmasi :
0856 4087 3531 (call center Lazismu Kota Semarang)
0813 2755 1238 (Abdullah Hasan)

Penulis : Zuhad Masduki
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara