Rahasia Zakat Dan Sedekah

MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, SEMARANG – Pimpinan Daerah Kota Semarang yang diwakili Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus secara rutin mengadakan kajian yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar pada hari Ahad setiap pekannya. Bertempat di masjid At-Taqwa kompleks RS Roemani Semarang. Untuk tanggal 30 Januari 2022, kajian tersebut diisi oleh narasumber ustadz H. Muhammad Arif Rahman Lc.MA. Beliau menjabat sebagai dewan syariah Lazismu Kota Semarang, yang akan menyampaikan tema “Rahasia Zakat”.

Ustadz H. Muhammad Arif Rahman Lc.MA. ketika menjadi narasumber dikajian ahad pagi MTDK PDM Kota Semarang

Pengertian zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat ditunaikan untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (asnaf). Makna tumbuh dalam arti zakat menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat sebagai sebab adanya pertumbuhan dan perkembangan harta, pelaksanaan zakat itu mengakibatkan pahala menjadi banyak.

Sebagaimana firman Allah didalam surat An-Nur ayat 56 :

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Terjemah Arti : Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat.

Zakat salah satu pilar agama Islam. Dilaksanakan sesuai aturan syariat bukan hanya melihat sisi kemanfaatan. Sebab kewajiban syariat itu :

1. Ta’abbud murni dengan tujuan untuk menguji kesetiaan dan keikhlasan
2. Tidak ditujukan ibadah tetapi pemenuhan kemashlahatan
3. Integrasi antara ta’abbud dan kemshlahatan, meskipun porsi ta’abbud tetap lebih utama untuk diprioritaskan. Karena itulah zakat di sandingkan dengan shalat, puasa dan haji.

Adab Batin Berzakat

Dalam buku Mukhtashar Minhaj al-Qashidin karya Ibnu Qudamah al-Maqdisy disebutkan bahwa ada beberapa adab atau etika dalam mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqah, diantaranya:

  1. Memahami tujuan zakat :
    – Ujian pengakuan cinta kepada Allah dengan mengeluarkan sesuatu kepada yang dicintainya.
    – Membersihkan diri dari sifat kikir.
    – Bersyukur atas nikmat harta.
  2. Rahasia saat menunaikannya. Menjauhi riya dan sum’ah. Menampakkan pemberian juga menyakiti hati penerima. Sekiranya ditampakkan maka diimbangi dengan yang dirahasiakan.
  3. Tidak dirusak dengan mannun (menyebut-nyebut) dan adza (menyakiti). Melihat tidak hanya dari sudut pandang pemberi sebagai orang yang baik dan dermawan. Tetapi penerima juga orang yang baik dan berjasa karena mau menerima pemberian yang berfungsi sebagai tath-hirun pembersih harta pemberi. Maka tidak ada alasan untuk menghina dan merendahkan orang lain.
  4. Menganggap kecil pemberian tersebut, sebab kebaikan terpenuhi dengan tiga perkara :
    – Menganggap kecil.
    – Menyegerakannya.
    – Menutupinya.
  5. Memilih harta yang paling halal, paling baik dan paling dicintai.
  6. Mencari penerima zakat dari orang-orang yang diprioritaskan dari 8 golongan penerima zakat yang mempunyai sifat taqwa, ilmu, lapang dada, menjaga diri, mempunyai keluarga, sedang sakit, mempunyai hutang dan kerabat atau orang dekat.

Adab Penerima Zakat

Dalam buku Mukhtashar Minhaj al-Qashidin karya Ibnu Qudamah al-Maqdisy disebutkan bahwa ada beberapa adab atau etika dalam menerima zakat, antara lain :

1. Memahami bahwa apa yang diterimanya dari zakat dalam rangka mendapatkan ridha Allah.
2. Bersyukur kepada Allah dan beterima kasih serta mendoakan kepada yang memberi.
3. Mewaspadai pemberian, dari yang haram, syubhat atau halal. Kalau sangat membutuhkan, boleh menerima sesuai kebutuhan.

Para jamaah yang khusyu mendengarkan tausiah dari ustadz H. Muhammad Arif Rahman Lc.MA.

Sedekah

Sedekah atau shadaqah adalah mengamalkan atau menginfakan harta di jalan Allah. Namun, kegiatan ini bukan hanya semata-mata menginfakan harta di jalan Allah atau menyisihkan sebagian uang pada fakir miskin, tetapi sedekah juga mencakup segala macam dzikir (tasbih, tahmid, dan tahlil) dan segala macam perbuatan baik lainnya.

Adapaun pengertian sedekah menurut KBBI pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, diluar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi. Pengertian secara umum sedekah adalah mengamalkan harta di jalan Allah dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, dan semata-mata mengharapkan ridha-Nya sebagai kebenaran iman seseorang. Istilah lain sedekah adalah derma dan donasi.

Sebagaimana firman Allah didalam surat Al-Baqarah ayat 245 :

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Terjemah Arti : Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Ayat tersebut menggambarkan bahwa sedekah memiliki makna mendermakan atau menyisihkan uang di jalan Allah swt. Memberi sedekah kepada fakir miskin, kerabat, atau orang lain yang dilakukan hanya untuk mengaharap ridha Allah maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Bukhari berikut :

أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلَّا مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ قَالَ فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ

Terjemahan : “Siapakah diantara kalian yang harta ahli warisnya lebih di cintai dari hartanya sendiri?” Mereka menjawab “wahai Rasulullah tidak ada diantara kami kecuali lebih mencintai hartanya sendiri”, beliau bersabda “hartanya adalah yang dia persembahkan dan harta ahli warisnya adalah yang dia simpan”

Selain sebagai bentuk amalan dan kebenaran iman seseorang terhadap perintah Allah swt, sedekah memiliki banyak keutamaan dalam pelaksanaannya antara lain:
1. Orang yang bersedekah denga ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy di hari kiamat.
2. Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani.
3. Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, (QS. Al-Baqarah: 245).
4. Sedekah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang.
5. Sebagai penghapus kesalahan.
6. Sedekah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran.
7. Sedekah juga merupakan tanda ketaqwaan, (QS. Al-Baqarah: 2-3).
8. Sedekah adalah perisai dari neraka.
9. Sebagai pelindung di Padang Mahsyar.
10. Orang yang bersedekah termasuk kedalam tujuh orang yang dinaungi di akhirat nanti.

Waktu Terbaik Bersedekah

Sedekah tidak ada aturan yang mengikat tentang hal itu. Hanya saja, sedekah memiliki keutamaan dari sisi pemilihan waktu. Maksudnya, jika sedekah dilakukan di waktu-waktu tersebut, maka pahalanya lebih besar dan keutamaan yang kita dapatkan lebih baik.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari :

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

Terjemahan : Wahai Rasulallah sedekah mana yang paling utama? Beliau menjawab “engkau bersedekah saat itu engkau dalam keadaan sehat lagi cinta harta, engkau pingin kaya dan takut fakir dan engkau tidak menunda sampai saat nyawa sampai di kerongkongan, engkau baru mengatakan ini pembagian untuk fulan dan ini untuk fulan, padahal sudah menjadi milik si fulan”

Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa waktu terbaik bersedekat adalah:

  1. Saat Sehat
    Seseorang yang sehat memiliki cukup waktu dan kekuatan untuk melakukan banyak hal, termasuk mengejar keuntungan duniawi. Dalam kondisi begini, tak jarang manusia terlena dan lupa untuk menyisihkan hartanya untuk bersedekah. Karenanya, bersedekah dalam keadaan fisik sehat, mental yang kuat, dan kondisi finansial yang baik sangat dianjurkan.
     
  2. Saat Ingin Kaya Raya
    Saat kita bertekad menjadi kaya raya, biasanya kita akan menjelma menjadi seseorang yang pelit dan kikir. Karena kita terlalu mengejar dunia, kita akan lebih sulit untuk menyisihkan harta untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan. Karenanya bersedekah dalam keadaan seperti ini dianjurkan dan diyakini akan menghindarkan kita dari sifat tamak. 
  3. Saat Khawatir Miskin
    Kondisi ini masih berkolerasi dengan poin nomor 2. Saat keadaan kita serba-kepepet, kita akan semakin sulit menyisihkan uang atau harta untuk bersedekah. Boro-boro sedekah, memenuhi kebutuhan hidup saja sulit. Namun, justru dalam keadaan seperti inilah kita diuji.
  4. Waktu yang baik untuk bersedekah adalah momen jauh sebelum kematian. Dalam kondisi terdekat mendekati ajal, seseorang bisa saja terdorong untuk bersedekah demi mendapat keselamatan di alam barzah. Rasulullah pun sudah mewanti-wanti agar umatnya jangan sampai buru-buru bersedekah hanya ketika ajal sudah dekat. Jangan tunggu sakit dulu, baru kamu bersedekah. Jangan tunggu sekarat, baru kamu bersedekah. 
Kantor Lazismu Daerah dikompleks Masjid At-Taqwa RS Roemani Semarang

Salurkan donasi terbaik anda melalui:

Lazismu PDM Kota Semarang
Memberi Untuk Negeri

Zakat
Bank Syariah Indonesia
777 888 1785

Infaq
Bank Syariah Indonesia
777 888 1785

Konfirmasi :
0856 4087 3531 (call center Lazismu Kota Semarang)
0813 2755 1238 (Abdullah Hasan)

Penulis : Muhammad Arif Rahman
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara