
MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, SEMARANG – Selama dua hari, Sabtu dan Ahad (20-21/05/2023) Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Semarang menggelar Musyawarah Daerah (Musyda) yang ke 48 yang diikuti oleh seluruh Pleno Pimpinan Daerah Aisyiyah beserta jajarannya, Pimpinan Cabang dan Ranting Aisyiyah se-Kota Semarang. Dalam Musyda Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Semarang dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah, Dr. Eny Winaryati M.Pd.
Berlokasi di Gedung GKB 2 Lantai 4 Kompleks Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Turut hadir dalam acara pembukaan musyda Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Semarang, antara lain Ketua PWA Jawa Tengah, Dr. Eny Winaryati M.Pd., Ketua PDA Kota Semarang, Widyastuti Renaningsih S.H., dan ketua PDM Kota Semarang, Drs. H. Fahrur Rozi M.Ag.

Ketua Panitia Musyda, Dra. Nur Badriah didalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh Pimpinan Daerah Aisyiyah beserta segenap jajarannya serta Pimpinan Cabang dan Ranting Aisyiyah se-kota Semarang sehingga musyda tersebut dapat lebih semarak. Tak lupa juga berharap agar kegiatan musyda yang akan digelar selama 2 hari mendatang (Sabtu & Ahad) bisa berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun.

Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Semarang, Widyastuti Renaningsih S.H. didalam sambutannya menyampaikan bahwa menjelang akhir dari masa jabatan untuk periode muktamar ke-47, alhamdulillah Aisyiyah Kota Semarang perkembangan dalam hal program kerja cukup memuaskan, diharapkan untuk kepengurusan dimasa mendatang dapat melanjutkan bahkan ditingkatkan lagi, sesuai dengan tema untuk Musyda Aisyiyah Kota Semarang “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa”.

Ketua PDM Kota Semarang, Drs. H. Fahrur Rozi M.Ag. didalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Semarang beserta segenap jajarannya karena telah ikut berkontribusi dalam program kerja lingkungan Muhammadiyah Kota Semarang, dan berharap untuk kedepannya dapat saling bersinergi dan mengisi untuk mewujudkan Semarang Berkemajuan. Sebagai penutup sambutan ketua PDM Kota Semarang, Drs. H. Fahrur Rozi sedikit mengutip pesan dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti tentang semboyan “5 i” sebagai landasan dalam menjaga marwah persyarikatan, antara lain Ikhlas, Istiqomah, Ishlah, Istitoah, dan Ihsan.

Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah, Dr. Eny Winaryati M.Pd. didalam sambutanya menyampaikan tentang pentingnya peran dari Aisyiyah diawal pembentukannya. Aisyiyah didirikan pada 27 Rajab 1335 H/19 Mei 1917 dalam perhelatan akbar nan meriah bertepatan dengan momen Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Embrio berdirinya Aisyiyah telah dimulai sejak diadakannya perkumpulan Sapa Tresna di tahun 1914, yaitu perkumpulan gadis-gadis terdidik di sekitar Kauman. KH. Ahmad Dahlan memang mendorong perempuan untuk menempuh pendidikan, baik di pendidikan formal umum maupun keagamaan. Konstruksi sosial saat itu menyatakan bahwa perempuan tidak perlu menempuh pendidikan secara formal, tapi KH. Ahmad Dahlan sebaliknya, mendorong anak gadis rekannya atau saudara teman-temannya untuk bersekolah. Para gadis inilah yang kemudian mengenyam pengkaderan ala Dahlan juga temannya, serta Siti Walidah atau Nyai Dahlan. Sembilan perempuan terpilih sebagai sang pemula kepemimpinan perdana Aisyiyah. Siti Bariyah mendapatkan amanah sebagai Ketua pertama Aisyiyah. Sementara delapan pengurus yang lain, yaitu: Siti Badilah sebagai Sekretaris; Siti Aminah sebagai Bendahara; Ny. H. Abdullah, Ny. Fatimah Wasaal, Siti Dalalah, Siti Wadingah, Siti Dawimah, Siti Busyro sebagai Pembantu. Terpilihnya Siti Bariyah, salah satu kader terbaik Dahlan merupakan bukti kaderisasi yang berhasil dari Dahlan, istrinya, juga sahabat dan murid Dahlan. Kebanyakan menyangka bahwa Nyai Dahlan lah pemimpin pertama organisasi Aisyiyah. Istri Ahmad Dahlan itu lebih menjadi profil pembimbing Aisyiyah yang baru seumur jagung.
Sebagai penutup Ketua PWA JAwa Tengah, Dr. Eny Winaryati M.Pd. berpesan bahwa saat ini Aisyiyah telah berusia seabad. Itu berarti perjalanan gerak organisasi sekaligus peran keummatan dan kebangsaan Aisyiyah sudah berlangsung hampir 100 tahun. Bukan usia yang pendek bagi ke-istiqomahan sebuah organisasi. Semangat pembaruan yang berpijak pada paham Islam berkemajuan itu akan tetap menjadi suluh bagi Aisyiyah.
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara