MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, MIJEN – Pengajian akbar dalam rangka Musyawarah Daerah Pemuda Muhammadiyah digelar di masjid Jami Jatisari Mijen Kota Semarang pada hari Ahad (25/02/24). Menghadirkan ustadz Prof. Dr. H Muhammad Sirajudin Syamsudin MA. atau yang akrab di panggil pak Din sebagai narasumber dalam pengajian tersebut.
Sekitar tujuh ratus orang jamaah hadir di lokasi tersebut. Selain dari jamaah yang berdomisli di sekitar kecamatan Mijen, turut hadir pula jamaah yang berdomisili di kota Semarang, antara lain dari kecamatan Gunungpati, Ngaliyan, Tugu, Semarang Utara, Pedurungan, Genuk. Bahkan turut hadir pula jamaah dari luar kota Semarang, antara lain dari kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang.
Dalam tausiahnya kali ini Pak Din membawakan tema memilih pemimpin, sejalan dengan acara pemuda yang akan mengadakan rapat besar memilih pimpinan pada Musyawarah Daerah Pemuda Muhammadiyah yang akan di gelar dalam waktu dekat ini. Memilih pemimpin itu harus disadari bagian dari agama, persoalan agama. Dalam pandangan ulama memilih pemimpin itu wajib berdasarkan syariat dan pertimbangan akal.
“Kepemimpinan itu meneruskan misi kenabian, yaitu memelihara agama, menjaga agar agama dilakukan dengan benar dan dijadikan pedoman dalam setiap tindakan. Serta siyasah mengatur kehidupan keduniaan, tegasnya.”
Lebih lanjut, “Memilih pemimpin, baik itu pileg, pilpres, organisasi dan yang lain bukan hanya urusan dunia belaka, tapi esensinya adalah urusan ukhrowi. Nantinya akan diminta pertanggung jawaban di akhirat, siapa dan seperti apa pemimpin yang di pilih.” kata Pak Din.
Budaya permisif yang terjadi di masyarakat tidak boleh di kembangkan pada umat Islam. Dalam memilih pemimpin umat Islam harus berperan aktif dan melaksanakan pemilihan sesuai syariat Islam. Pemimpin terpilih akan berpengaruh terhadap kebijakan yang di hasilkan selama periode kepemimpinannya, sehingga umat Islam tidak boleh cuek, masa bodoh terhadap proses pemilihan pemimpin. Pilihannya sesuai kriteria agama, yaitu sifat-sifat rosulullah, sidiq, amanah, tabligh dan fathonah.
Sebagai penutup, Pak Din mengatakan bahwa sifat-sifat pemimpin seperti itulah diharapkan ke depan akan mampu merubah Indonesia yang berkemajuan. Indonesia adalah negara yang kaya raya, segala sumber daya alam ada, memiliki teritori yang luas. Sumber daya manusia ada ratusan juta, yang di antaranya banyak SDM terdidik. Sebagaimana keyakinannya bahwa ke depan Indonesia punya kesempatan menjadi negara yang punya kekuatan, keunggulan daya saing di kancah dunia, dan semua itu dimulai dari pemimpin yang baik, berkarakter sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Kontributor : Abdullah Hasan Pardjojo
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara