Bukan Dengan Kemewahan, Begini Cara Sekolah Ini Mengadakan Perpisahan


MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, SEMARANG BARAT – Menjelang kelulusan siswa, selain rasa senang dan bahagia bagi orang tua,acapkali rasa pusing juga ikut menghantui mereka disebabkan besarnya iuran biaya perpisahan yang diselenggarakan oleh sekolah.

Biasanya, sekolah terlebih swasta mengadakan perpisahan dengan biaya yang tidak sedikit untuk segala keperluannya sehingga menarik iuran dari wali murid. Disisi lain wali murid juga sedang memikirkan biaya sekolah lanjutan untuk anaknya terlebih apabila ada adik atau kakaknya yang juga sama sama hendak mendaftar sekolah baru. Kegiatan seremonial perpisahan sekolah, wisuda, akhirussanah, pelepasan, atau apapun istilah yang digunakan harusnya bisa lebih substansif lagi dan tidak memberatkan orang tua serta bermanfaat dan mendidik para siswa.

Saat siswa lulus, yang dibutuhkan bagi mereka adalah bekal untuk menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Seringkali siswa belum siap dalam menempuh pendidikan berikutnya seperti bagaimana bergaul dengan orang baru, mengatur keuangan, mengasah minat bakat, mengatur prioritas, dan lain sebagainya. Namun seringkali banyak sekolah yang terjebak pada acara – acara seremonial sehari saja dengan biaya yang tidak sedikit, namun esoknya sang anak tetap buta dalam menghadapi sekolah lanjutan.

Momen haru antara wali murid dan siswa dalam kegiatan mabid wada SD Muhammadiyah 12 Semarang

SD Muhammadiyah 12 Semarang menyelenggarakan pelepasan kelas 6 dalam kemasan yang sederhana, tanpa biaya, namun substantif. Di penghujung tahun ajaran 2023/2024 sekolah yang berada di jalan mintojiwo II/2, kelurahan Gisikdrono, kecamatan Semarang Barat ini mengawali rangkaian acara pelepasan siswa dengan mengadakan mabit wada.

Dalam kegiatan mabit wada’, siswa kelas 6 menginap di sekolah selama 2 hari 1 malam, dimulai sejak hari kamis pagi. Fokus kegiatan ini adalah membekali para siswa untuk menempuh pendidikan lanjutan serta melatih life skill mereka. Selama mabit wada’ mereka memasak sendiri dan dibagi menjadi beberapa kelompok.

Muatan materi yang diberikan juga bermacam – macam, mulai dari mengatur waktu, manajemen diri, emosi, pergaulan, hingga mengelola keuangan. Selain itu ada kegiatan FGD (Focus Group Discussion) juga sehingga melatih penalaran dan melahirkan pikiran kritis para siswa. Dalam kegiatan mabit wada’ ini guru-guru hanya bertugas sebagai fasilitator. Adapun penggeraknya adalah siswa sendiri yang memilih seorang ketua dengan cara aklamasi serta berkomitmen terhadap aturan – aturan di kontrak belajar selama mabit yang telah disepakati bersama oleh para siswa.

Pada malam harinya, para siswa melakukan gladi bersih serta mendesain Aula sekolah untuk digunakan pada acara akhirussanah dan khotmil Quran di keesokan harinya dengan mengundang wali murid. Semua petugas dalam acara akhirussanah adalah para siswa kelas 6 yang telah dibagi tugas secara merata. Ada yang sebagai pembawa acara, pembaca ayat suci alquran, dirijen, penyambut tamu, dan lain sebagainya. Sekira pukul 8 pagi di keesokan harinya, yaitu hari Jum’at, barulah acara akhirussanah dimulai. Diawali dengan khotmil quran dilanjut dengan penampilan para siswa. Acara berjalan dengan penuh banyak tetesan air mata karena rasa haru baik dari guru, wali murid, terlebih para siswa, karena sampailah waktu bagi mereka untuk berpisah setelah 6 tahun bersama.

Ketua PCM Semarang Barat, H. Arief Istaman (pojok kanan) ketika menghadiri kegiatan mabid wada di SD Muhammadiyah 12 Semarang

Acara akhirussanah dihadiri juga oleh ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Barat, H. Arief Istamam. Pada kesempatan tersebut beliau berpesan kepada para siswa untuk senantiasa berbakti kepada orang tua dan guru serta menjaga sholat 5 waktu. Beliau juga meminta para siswa untuk sungkem dan meminta doa kepada orang tuanya masing – masing yang telah berjuang untuk mereka saat itu juga. tangisan haru kembali pecah disini.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 12 Semarang, Burhan Khaerudin memberikan reward kepada siswa yang berprestasi serta syahadah hafalan tasmi’ bil ghoib juz 30. Adalah Aluna Violetta Nur Aira selaku perwakilan dari siswa kelas 6 dalam sambutannya mengutip pepatah dalam Bahasa Arab yang berbunyi lan tarji’al ayyam allati madhot “tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu”, ia berpesan kepada teman temannya untuk senantiasa menjaga kebiasaan kebiasaan baik yang telah dibangun selama sekolah di SD Muhammadiyah 12 Semarang.

Tak henti hentinya suasana haru dan sendu menyelimuti ruang aula SD Muhammadiyah 12 Semarang. Di penghujung acara wali murid dengan inisiatif mereka sendiri membuat kenang – kenangan untuk para siswa dan guru. Beginilah rangkaian acara perpisahan SD Muhammadiyah 12 Semarang yang dikemas begitu sederhana namun tak lepas dari nilai – nilai Pendidikan, kebersamaan, serta kenangan yang tak terlupakan. Sekali lagi, tidak harus mewah dan mahal untuk berkesan.




Kontributor : Burhan Khaerudin
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara