MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, SEMARANG – Halaqah Putaran Ketiga Pesantren-Pesantren Muhammadiyah Se-Kota Semarang digelar Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang pada hari Ahad, 27 Juli 2024. Terpilih sebagai tuan rumah kali ini adalah Muhammadiyah Borading School (MBS) Mijen, yang baru tahun pertama berdiri.
Halaqah ini dihadiri oleh berbagai unsur, seperti Pleno PDM Kota Sekarang, segenap pimpinan Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) PDM Kota Semarang, Perwakilan dari PCM Mijen, serta perwakilan pesantren-pesantren Muhammadiyah di Kota Semarang, antara lain para pengasuh MBS Mijen, K.H Khalid Winandar dan segenap pengasuh MBS; perwakilan Ponpes Ahmad Dahlan, K.H. Yusuf Isnan dan Ustadz Anas Hamzah; perwakilan Ponpes Lukmanul Hakim, K.H. Anwar Sutoyo dan Ustadz Kasmui, perwakilan Pesma Unimus Ustadzah Kasih, dan perwakilan Ponpes al-Bayan, Ustadz Mustaghfirin.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara, dari mahasiswa UNNES yang berkesempatan hadir bersama Dr. Suhadi, yang menjadi narasumber dalam Halaqah kali ini. Acara dilanjutkan dengan Tilawatul Qur’an oleh salah seorang pengasuh MBS.
KH Sukendar Shodiq, Ph.D, mewakili tuan rumah didalam sambutannya menyambut baik pelaksanaan Halaqah III Pesantren Muhammadiyah di MBS Mijen. Ia berharap berkumpulnya para pimpinan pesantren Muhammadiyah se-Kota Semarang di MBS membawa dampak positif bagi perkembangan pesantren Muhammadiyah di Kota Semarang pada umumnya. Ia juga memaparkan kondisi MBS Mijen, yang belum genap berumur 1 tahun.
Ketua LPP PDM Kota Semarang, KH Dani Muhtada, M.Ag., Ph.D. didalam sambutannya mengemukakan tentang dua agenda kegiatan halaqah kali ini, yaitu sebagai wahana silaturahmi dan penguatan literasi wakaf bagi para pengelola peantren Muhammadiyah dan koordinasi rencana penyelenggaraan kompetisi santri Muhammadiyah se-Kota Semarang. Penyelenggaraan Kompetisi ini dirasa penting untuk meningkatkan hubungan dan prestasi santri dari pesantren-pesantren Muhammadiyah di Kota Semarang.
Wakil Ketua PDM Kota Semarang, Prof. Dr. Ahwan Fanani didalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya Pesantren Muhammadiyah memperkuat jati diri dan eksistensi kelembagaan melalui silaturahmi berkala.
“Kegiatan halaqah perlu dilakukan secara rutin dan melibatkan tidak hanya pesantren yang secara struktural di bawah Persyarikatan, tetapi juga pesantren yang dimiliki atau diasuh oleh tokoh-tokoh Persyarikatan. Pengembangan pesantren di Muhammadiyah bisa diperluas kepada jejaring kultural untuk penguatan ghirah dan kerjasama,” kata Ahwan Fanani.
Dalam acara tersebut juga diisi oleh presentasi dari dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, Dr. Suhadi. Pakar hukum agrarian tersebut memaparkan materi tentang regulasi terkini terkait hukum wakaf dan beberapa penyelesaian sengketa hukum yang terkait wakaf di Indonesia. Masalah wakaf ini menjadi penting karena mayoritas pesantren Muhammadiyah berdiri di atas lahan wakaf dan menerima pula wakaf benda bergerak dari masyarakat. Forum bertambah hidup dengan dibukanya tanya jawab yang mendapat respon positif dari para perwakilan pesantren.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pembahasan isu-isu aktual yang dihadapi dunia pesantren. Forum juga menyepakati beberapa rencana terkait Kompetisi Santri Muhammadiyah Kota Semarang. Acara ditutup dengan closing oleh Mudir MBS, K.H. Khalid Winandar.
Kontributor : Ahwan Fanani
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara