MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, SEMARANG – Dalam semangat memperkuat jejaring dan meningkatkan kualitas jurnalistik, Jambore ke-2 Media Afiliasi Muhammadiyah, sukses digelar. Salah satu rangkaian acara yang paling berkesan adalah kunjungan edukatif ke Monumen Pers Nasional di Solo pada hari Ahad (25/08).
Monumen yang berdiri dan bernuansa klasik di Kota Solo ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang pers Indonesia. Di sini, para Jurnalis Afiliasi Muhammadiyah diajak untuk merenung dan menghargai jasa para pendahulu yang telah berjuang mempertahankan kebebasan pers. Dengan khidmat, mereka menyusuri lorong-lorong waktu, menyaksikan koleksi mesin cetak kuno, foto-foto jurnalis legendaris, hingga diorama peristiwa penting yang pernah mengguncang dunia pers Indonesia.
Selain bernostalgia, kunjungan ini juga menjadi ajang untuk memperkaya wawasan tentang tantangan yang dihadapi oleh media massa saat ini. Maraknya hoaks, disinformasi, dan polarisasi membuat profesi jurnalis semakin kompleks. Namun, para peserta justru semakin termotivasi untuk berkontribusi dalam menciptakan ruang publik yang sehat dan demokratis.
“Kunjungan ke Monumen Pers ini sangat menginspirasi. Saya merasa tertantang untuk menjadi jurnalis yang lebih baik lagi,” ujar Ahmad yang merupakan salah satu peserta dari Kota Semarang.
Tidak hanya sekadar bernostalgia, kegiatan ini juga diisi dengan berbagai diskusi interaktif. Para peserta diajak untuk berdiskusi tentang etika jurnalistik, literasi digital, dan peran media sosial dalam menyebarkan informasi. Selain itu, juga diberikan materi tentang teknik penulisan berita, fotografi jurnalistik, dan pengelolaan media sosial.
Lebih lanjut, diharapkan para jurnalis media afiliasi Muhammadiyah terus mengembangkan inovasi: seperti belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dengan semangat baru dan bekal ilmu yang lebih matang, sehingga siap untuk menghadapi tantangan di masa depan dan menjadikan pers-Mu yang kuat dan berkualitas.
Kontributor : Yaskur Hisyam
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara