Tingkatkan Seni Bela Diri, Ekstrakulikuler Tapak Suci Jadi Kegiatan Rutin SD Muhammadiyah 11 Semarang

Kegiatan ekstrakulikuler tapak suci di SD Muhammadiyah 11 Semarang


MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, GAYAMSARI – SD Muhammadiyah 11 Semarang memiliki beberapa ekstrakulikuler yang bisa diikut oleh siswa, salah satunya yaitu seni bela diri yang biasa disebut tapak suci. Kegiatan ekstrakulikuler tapak suci rutin diadakan pada hari Rabu sore setiap pekannya di halaman sekolah SD Muhammadiyah 11, Jl. Tambak Dalam Raya no 89, Kel. Sawah Besar, Kec. Gayamsari.


Tapak suci merupakan ekstrakurikuler bela diri yang berasal dari Muhammadiyah, salah satu tujuan dari ekstrakurikuler ini yakni siswa siswi mampu mengendalikan dan memiliki kontrol diri dari berbagai hal-hal yang merugikan serta menumbuhkan sikap sportif dan saling menghargai antar siswa.


Kepala sekolah SD Muhammadiyah 11 Semarang, Noor Yulianingsih S.Pd. mengatakan bahwa ekstrakurikuler Tapak Suci ini akan terus melakukan latihan demi menunjang kepercayaan diri para siswa dan membantu siswa tersebut dalam mengontrol emosi dalam diri nya. Tapak suci  merupakan seni bela diri yang mampu membantu siswa yang mengikutinya dapat mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak baik, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri.


Disamping adanya latihan fisik, keilmuan serta usaha meningkatkan kemampuan, para pesilat yang aktif nantinya akan mengikuti beberapa event, atau lomba yang akan diadakan. Semua ini dilakukan untuk membantu para pesilat dalam meningkatkan prestasi. Dengan demikian Tapak Suci ini akan menjadi organisasi ekstrakurikuler yang terus memberikan dan menciptakan prestasi unggul bagi para pesilat, sehingga menjadi contoh teladan dalam kehidupan bermasyarakat.




Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara

Hidup Sehat Ala Rasulullah




MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, GAYAMSARI – Kesehatan merupakan sesuatu hal yang penting harus selalu dijaga dan perhatikan. Karena kesehatan merupakan nikmat besar kedua setelah iman. Untuk melaksanakan amalan atau ibadah dibutuhkan fisik yang kuat. Seperti dalam melaksanakan haji ini sangat membutuhkan fisik yang sehat dan kuat, sholat, puasa, dan ibadah-ibadah yang lain.

Ustadz Amiril Edi Pramono M.Ag. ketika menjadi narasumber dalam kajian AMM Gayamsari

Ustadz Amiril Edi Pramono M.Ag. ketika memberikan tausiah dalam kajian AMM Gayamsari menceritakan bahwa melihat riwayat kehidupan Rasulullah hanya pernah sakit dua kali, yaitu saat Rasulullah diracun sama orang Yahudi dan saat menjelang wafat. Dalam salah satu sunnah-Nya, ia mengingatkan agar selalu menjaga diri dan berusaha untuk sehat.


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menyebutkan :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya : Banyak manusia merasa rugi dalam dua nikmat, kesehatan dan waktu luang.


Dalam hadits tersebut menjelaskan bahwa iman yang kuat ditambah fisik yang mumpuni bisa membawa kebaikan lain, seperti mendatangkan ide-ide yang baik, kemampuan memecahkan masalah dan menjalankan ibadah dengan lebih siap. Semakin baik kondisi seseorang yang disertai iman yang kuat, maka akan semakin dicintai Allah Ta’ala.


Ustadz Amiril Edi Pramono juga menyampaikan tentang cara hidup Rasulullah sehingga dapat menjaga kesehatan tubuhnya. Antara lain sering mengkomsumsi makanan halal dan bergizi, sering mengkomsumsi madu dan kurma, makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang, tidur malam yang cukup dan posisi tubuh miring ke kanan, menjaga kebugaran dengan berolahraga, berpuasa, serta selalu berpikir positif.


Sebagai penutup ustadz Amiril Edi Pramono menyampaikan bahwa Islam sangat mementingkan kesehatan dan menempatkannya sebagai nikmat teratas dan terbesar dalam urutan nikmat yang diterima manusia. Nikmat tersebut wajib kita syukuri, dengan cara menggunakannya untuk berbuat baik, seperti menolong orang kesusahan, memperbanyak ibadah, meningkatkan ilmu pengetahuan, bersilaturahmi, dan seluruh amal saleh yang mendatangkan manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.





Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara