Pesantren Lansia At-Taqwa Kian Diminati, Empat Gelombang Sukses Dilaksanakan

NGALIYAN,muhammadiyahkotasemarang.org-Usia senja sering diartikan sebagai masa purna tugas, namun bagi peserta di Masjid At-Taqwa Ngaliyan, ia justru menjadi babak baru untuk memperkaya spiritual usia senja mereka.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, banyak orang tua membutuhkan ruang khusus untuk kembali menemukan makna hidup, kedamaian batin, dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta. Kebutuhan inilah yang dijawab oleh Pesantren Lansia Masjid At-Taqwa.

Program unik ini bukan hanya menyajikan kajian agama, melainkan menjadi oase pembinaan rohani dan ajang silaturahmi yang hangat. Setelah sukses berjalan selama empat bulan berturut-turut, program ini telah memasuki gelombang keempat yang dilaksanakan pada 4–5/10/25).

Dengan jumlah 25 peserta dari berbagai penjuru Kota Semarang, kehadiran mereka membuktikan bahwa semangat untuk menimba ilmu tak pernah lekang oleh waktu bahkan semakin membara di masa purna bakti, dalam hal ini membuktikan bahwa komitmen masjid dalam merawat jiwa para sesepuh agar tetap menjadi lansia tangguh yang bersemangat.

Menurut Ketua Takmir Masjid At-Taqwa, Prof. Ahwan Fanani, M.Ag., program ini adalah bentuk pelayanan sosial dan spiritual yang sengaja ditujukan untuk kelompok masyarakat yang acap kali kurang mendapat perhatian.

“Kami niatkan ini sebagai ruang silaturahmi, tempat hati saling bertaut, bukan hanya bertemu. Di tengah hiruk-pikuk pembangunan yang serba cepat, banyak orang tua kita yang telah mengabdi membutuhkan ruang untuk kembali menemukan makna hidup dan kedamaian,” jelas Prof. Ahwan.

Program ini bukan hanya soal menghafal doa, tetapi tentang mengasah kesadaran spiritual dan menyambungkan kembali diri dengan Sang Pencipta. Konsep ini terasa begitu menyentuh, mengingat banyak lansia modern kini tinggal jauh dari anak-cucu atau mendapati rutinitas harian yang terasa hampa.

Kurikulum Komprehensif: Sehat Fisik, Tenang Batin

Selama dua hari penuh, para peserta diajak melalui serangkaian kegiatan yang seimbang. Pagi hari dimulai dengan senam bersama yang ceria, memastikan raga tetap bugar sebelum jiwa diasah.

Setelahnya, suasana berubah fokus dengan sesi kajian tematik yang disampaikan langsung oleh Prof. Ahwan Fanani. Materi yang dibahas, seperti tata cara thaharah (bersuci), disajikan dengan pendekatan yang ringan dan penuh ilustrasi kehidupan sehari-hari, jauh dari kesan kaku.

Menjelang malam, spiritualitas para peserta semakin dikuatkan. Setelah zikir bersama yang khusyuk, mereka menutup hari dengan salat tahajud berjamaah di tengah keheningan dini hari.

Bisikan doa tulus yang terdengar dari bibir para peserta adalah gambaran nyata dari pencarian ampunan dan ketenangan batin.

Tak hanya itu, program ini juga peduli pada aspek fisik. Panitia bekerja sama dengan tenaga medis setempat untuk menyelenggarakan penyuluhan kesehatan lansia dan cek kesehatan gratis. Hal ini membantu para kakek-nenek untuk lebih memahami kondisi tubuh mereka dan pentingnya menjaga kebugaran di usia senja.

Merawat Semangat Lansia Tangguh di Dunia Maya

Inovasi menjadi kunci keberhasilan program ini. Ketua Panitia, Sholikul Hadi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak berhenti saat acara usai. Untuk menjamin kesinambungan pembinaan rohani, panitia membentuk grup pendampingan daring bernama PA (Pengembangan Akhlak).

“Peserta tidak langsung kami lepas begitu saja. Grup ini menyatukan semua alumni Pesantren Lansia dari gelombang satu sampai empat. Di sana ada tiga ustaz pembimbing yang siap menjawab pertanyaan dan memberikan motivasi,” ujar Sholikul.

Grup pendampingan daring ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi alat efektif untuk merawat semangat Lansia Tangguh. Hal ini memberikan rasa tenang dan ruang interaksi rohani yang berlanjut bagi para orang tua di sela-sela kesibukan keluarga.

Kurikulum program ini sendiri disusun dengan tema besar “Lansia Tangguh”, yang mendorong para peserta untuk menerima masa tua dengan lapang hati. Bahkan, bagi peserta yang usianya masih di bawah 60 tahun, mereka dibekali pengetahuan mengenai cara merawat lansia, sebuah bekal penting untuk pendampingan orang tua mereka.

Pesantren Lansia Masjid At-Taqwa adalah bukti nyata bahwa lembaga keagamaan dapat hadir secara inklusif dan transformatif di tengah masyarakat modern. Ia bukan sekadar tempat salat, tetapi pusat kasih sayang yang mempertemukan kembali manusia dengan jati diri dan Tuhannya.

Di fase spiritual usia senja ini, para peserta diajak untuk menemukan kembali semangat membara semangat untuk terus belajar, berbagi pengalaman hidup, dan bergegas mendekat kepada Sang Pencipta.

Kontributor:

Lukman Al Hakim

Editor:

Adib Abyan Alb

Bagikan berita ini

Kabar Lainnya

Scroll to Top