NGALIYAN, muhammadiyakotasemarang.org – Ibarat pohon, kekuatan seorang muslim sangat ditentukan oleh akarnya yakni tauhid, penguatan Iman dan Tauhid sejati adalah fondasi yang tak tergoyahkan bagi setiap Muslim seperti yang di sampaikan oleh Drs. Gunarto Muchsin, dari Majelis Tabligh PDM Kota Semarang, dalam Khutbah Jumat di Masjid At-Taqwa Wates, Ngaliyan (17/10/25).
Ia mengatakan bahwa “kekuatan seorang Muslim terletak pada pemahaman mendalam tentang Tauhid, yang diwujudkan melalui enam pilar kokoh”.
“Kalimah thoyyibah sebagai fondasi hidup dan menutupnya dengan ajakan untuk tunduk total kepada Allah” ujar Drs Gunarto. Bekal spiritual tentang Penguatan Iman ini dinilai krusial bagi warga Muhammadiyah Semarang.
Kalimah Thoyyibah: Pohon Kehidupan Orang Beriman
Mengawali khutbah, Drs. Gunarto Muchsin membahas perumpamaan keimanan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 24-26. Beliau menjelaskan: “Kalimah yang baik (kalimah thoyyibah), artinya tauhid ‘laa ilaaha illallaah’, adalah seperti pohon yang baik (sajaroh thoyyibah), yakni orang mukmin.”
Sebaliknya, kalimah khobitsah (kekufuran dan kesyirikan) diumpamakan sebagai pohon yang rapuh dan mudah tumbang. Perbandingan ini, menurut beliau, menunjukkan bahwa kualitas Tauhid secara langsung menentukan stabilitas dan kemuliaan hidup seseorang. Pemahaman kalimah thoyyibah menjadi gerbang utama dalam penguatan iman.
6 Kunci Mengokohkan Tauhid Sejati
Dalam upaya mencapai Penguatan Iman yang hakiki, Drs. Gunarto Muchsin merangkum enam langkah fundamental yang harus dijalankan:
Pertama memahami makna inti: Wajib mengetahui arti sesungguhnya dari “laa ilaaha illallaah,” yaitu penegasan bahwa “tidak ada Tuhan (yang berhak di ibadahi – ditaati) selain Alloh SWT.”
Kedua meyakini tanpa ragu: Keyakinan kepada Allah harus utuh dan tidak goyah (QS. Al-Hujurat: 15).
Ketiga ikhlas dan bebas syirik: Keimanan harus murni Tauhid, tanpa dicampuri kesyirikan sedikit pun (QS. Al-Bayyinah: 5 & QS. Al-Ikhlas: 1-4).
Keempat jujur dan anti munafik: Beriman harus diiringi kejujuran, menjauhi sifat nifaq (munafik) (QS. Al-An’am: 82).
Kelima cinta mutlak kepada Allah: Hati harus dipenuhi kecintaan yang total kepada Allah (QS. Al-Baqarah: 165), diwujudkan dengan mengikuti Rasulullah (QS. Ali Imron: 31).
Keenam tunduk dan patuh total: Puncak dari Penguatan Iman adalah berserah diri sepenuhnya (tunduk) tanpa membangkang terhadap segala perintah Allah (QS. Al-Baqarah: 131).
Pesan Inspiratif untuk Warga Muhammadiyah Semarang
Khutbah ini memberikan bekal penting bagi jamaah. Penguatan iman adalah proses berkelanjutan, mengubah pengakuan lisan menjadi komitmen hati dan amal. Pesan utama dari Drs. Gunarto Muchsin adalah agar enam langkah ini dijadikan pedoman untuk membangun “pohon keimanan” yang kokoh.
“Jadikan Tauhid sebagai sumber kekuatan, sehingga kita tidak hanya menjadi Muslim yang tercatat, tetapi menjadi mukmin sejati yang amalnya bermanfaat luas bagi umat,” tutup Drs. Gunarto, meninggalkan pesan inspiratif agar kita semua terus mencerahkan dan menguatkan diri dalam semangat Islam Berkemajuan.
Baca Juga :