PDNA Kejar Target Legalitas dan Sertifikasi Halal UMKM Perempuan

SEMARANG SELATAN,muhammadiyahkotasemarang.org – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Semarang bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar pendampingan intensif bagi puluhan pelaku UMKM perempuan. Langkah ini diambil sebagai respons atas temuan bahwa mayoritas wirausaha perempuan di Semarang belum memiliki legalitas usaha (NIB) dan sertifikasi halal.

Acara yang berfokus pada Analisa Bisnis, Digital Marketing, hingga Pendampingan NIB dan Sertifikasi Halal ini digelar di Aula Gedung Yusuf RS Roemani, Semarang, Ahad (26/10/25).

Ketua PDNA Kota Semarang, Prasasti Nugrahaning Gusti S.H., mengungkapkan bahwa inisiatif ini krusial mengingat data menunjukkan dominasi perempuan dalam sektor wirausaha di ibu kota Jawa Tengah.

“Seperti yang dijelaskan oleh Pak Jumai bahwa 60 hampir 70 persen wirausaha yang ada di Semarang itu didominasi oleh perempuan,” ujar Prasasti. “Sehingga ini menjadi isu yang cukup seksi… supaya apa? Tidak hanya jual-jual saja, tapi mereka juga memenuhi aspek legalitasnya berupa nomor izin berusaha.”

Prasasti menyoroti urgensi sertifikasi halal, terutama untuk usaha di bidang kuliner. Menurutnya, hal ini menyangkut ketenangan konsumen Muslim yang merupakan mayoritas di Kota Semarang.

“Karena ternyata banyak sekali usaha-usaha yang berada di lingkup makanan yang belum tersertifikasi halal. Ini kan menjadi khawatiran bagi kita semua, terkhusus umat muslim… Kalau misal berbelanja tapi tidak ada label halalnya,” tegasnya.

Dukungan penuh datang dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang. Wakil Ketua PDM Dr. H. KRAT. AM. Jumai S.E, M.M., yang turut hadir, menyatakan bahwa pemberdayaan ini adalah langkah positif untuk mendorong kemandirian ekonomi perempuan.

“Ini merupakan hal yang sangat positif… dimana para perempuan atau para istri-istri itu juga harus punya kesibukan, punya kemandirian,” kata AM. Jumai.

Ia menekankan, kemandirian tersebut harus ditopang dengan profesionalisme, mulai dari peningkatan kualitas produk, pengemasan (packaging), hingga strategi promosi.

AM. Jumai juga memaparkan data nasional yang menunjukkan 59% dari 17 juta pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan, dengan perputaran uang diprediksi mencapai Rp 2.194 triliun pada tahun 2025.

“Artinya peluang besar ini harus diambil oleh para perempuan,” tegasnya. “Maka melalui LP UMKM, PDM Kota Semarang, Nasiyatul Aisyah, dan FEB Unimus juga harus ikut bertanggung jawab bagaimana melakukan pemberdayaan, pelatihan, dan pendampingan kepada pelaku UMKM wanita di Kota Semarang.”

Baca juga :

Perkuat Pilar Sosial, ‘Aisyiyah Jateng Targetkan Pendirian Daycare Lansia di Semua Daerah

Kontributor:

Afida Nur Aulia

Editor:

Adib Abyan Alb

Bagikan berita ini

Kabar Lainnya

Scroll to Top