Krisis Kesehatan Mental Mengancam, Perguruan Tinggi Muhammadiyah Didorong Muliakan Mahasiswa

BANDUNG, muhammadiyahsemarangkota.org Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd., mendesak seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah–‘Aisyiyah (PTMA) untuk segera mentransformasi budaya kampus menjadi institusi yang “Memuliakan Mahasiswa”. Hal ini perlu dilakukan demi mengatasi peningkatan tekanan psikologis dan masalah kesehatan mental yang kian mengancam generasi muda.

Penegasan ini disampaikan Prof. Masrukhi saat menjadi narasumber pada Talk Show Expo PTMA di rangkaian Milad Muhammadiyah ke-113 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) pada Senin (17/11/2025). Ia menekankan bahwa kampus harus menjadi ruang aman yang mengedepankan kemandirian, kedewasaan berpikir, dan layanan berbasis empati.

Desakan ini muncul sebagai respons atas data global dan nasional mengenai krisis kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kondisi kecemasan dan depresi sangat umum terjadi pada kelompok usia 18-25 tahun. Studi di Indonesia juga menunjukkan bahwa tingginya tekanan akademik dan sosial seringkali membuat mahasiswa rentan terhadap stres hingga depresi.

Prof. Masrukhi menyoroti tren peningkatan kasus ini sebagai sinyal kegagalan perguruan tinggi dalam memberikan layanan dan pendampingan yang humanis.

“Kami memuliakan mahasiswa. Mereka datang dari berbagai daerah dan negara sebagai amanah dari orang tua. Maka kami wajib memberikan layanan terbaik agar mereka tidak merasa kesulitan atau tidak nyaman,” tegas Masrukhi, merujuk pada konsep yang diterapkan Unimus: “Kampus yang Aman, Memajukan, Memuliakan, dan Menggembirakan.”

Solusi dan Aksi Nyata

Untuk mewujudkan konsep ini dan merespons tantangan tersebut, Masrukhi meminta dosen mengubah sikap dalam berinteraksi dengan mahasiswa. Ia menekankan bahwa setiap dosen harus mampu “bersikap hormat” kepada mahasiswa dan memberikan pelayanan akademik dengan “ketulusan”, serta membangun relasi layaknya keluarga akademik.

Namun, ia mengingatkan agar batasan dan kaidah akademik tetap harus dijaga untuk memastikan proses pendidikan berjalan sesuai standar mutu.

Selain pembinaan psikologis, Prof. Masrukhi juga mendorong pengelolaan lingkungan fisik kampus yang mendukung kesehatan mental. Hal ini mencakup program tamanisasi, penguatan ruang-ruang diskusi, dan penyediaan fasilitas yang ramah mahasiswa agar kampus menjadi tempat belajar yang menyenangkan dan menenangkan.

Dalam forum tersebut, ia juga mendorong implementasi program sarasehan, konseling, dan pembinaan karakter yang memungkinkan mahasiswa terbuka dan mendapatkan pendampingan. “Mahasiswa harus dipandang dengan kasih sayang. Ketulusan dalam melayani mereka akan menciptakan ekosistem akademik yang sehat dan penuh empati,” jelasnya.

Prof. Masrukhi berharap seluruh PTMA dapat memperkuat perannya dalam melindungi, mendampingi, dan memberdayakan mahasiswa, seraya memastikan tidak ada kasus-kasus yang merugikan mahasiswa terjadi di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah.

Acara Talk Show Expo PTMA ini merupakan bagian dari rangkaian Milad Muhammadiyah ke-113 yang berlangsung pada 16–18 November 2025, dihadiri oleh pimpinan PTMA dari seluruh Indonesia, sebagai momentum untuk memperkuat kolaborasi dan kontribusi Persyarikatan dalam bidang pendidikan.

Baca juga:

Unimus Tambah Tiga Guru Besar, Perkokoh Target Jadi Kampus Unggul

Kontributor:

Humas Unimus

Editor:

Agung S Bakti

Bagikan berita ini

Kabar Lainnya

Scroll to Top