Doa Orang Mustajabah

Oleh:

Drs. H. Danusiri, M.Ag

Wakil Ketua PDM Kota Semarang

Adakah hamba Allah yang doanya pasti didengar, bahkan langsung dikabulkan tanpa penghalang?

Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad saw. telah bersabda bahwa ada golongan tertentu yang doanya dikenal sebagai doa mustajabah atau pasti dikabulkan. Memahami kriteria ini menjadi penting, bukan semata agar doa kita lekas terwujud, tetapi juga sebagai peringatan untuk menjaga diri dari menzalimi orang lain.

Siapa sajakah mereka?

Berikut lima kelompok hamba Allah yang doanya terjamin mustajabah, sebagaimana disabdakan oleh Nabi:

1. Orang yang Teraniaya

Peringatan keras bagi siapa pun untuk tidak menzalimi sesama, sebab doa orang yang terzalimi diangkat langsung oleh Allah Swt.

Nabi bersabda:

وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حِجَابٌ

Artinya:

Takutlah terhadap doa orang yang terzalimi karena antara doanya dengan Allah tidak ada penghalang (HR Bukhari: 1401, 2268, 2831, 4000, Muslim: 28, 567, Turmuzi: 1937, 1351).

Para ulama memahami, ketiadaan penghalang ini berarti doa tersebut pasti dikabulkan oleh-Nya. Hadis ini mengajarkan agar setiap orang tidak merundung (membuli), mendiskriminasi, atau menzalimi orang lain.

Jika orang yang dizalimi itu sakit hati dan berdoa agar Allah memberikan keadilan, maka sudah pasti Allah akan mengadili si pembuli atau penzalim.

2. Tiga Doa yang Tidak Diragukan Lagi Keijabahannya

Nabi menyebutkan tiga golongan yang doanya mustajab dan tidak diragukan lagi, yakni doa orang tua untuk anaknya, doa musafir, dan doa orang yang teraniaya.

Nabi bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوم

Artinya:

Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizalimi (HR Turmuzi: 1828, 3370, Abu Dawud: 1313, Ahmad: 8226, 10353, Ibnu Hibban: 2699).

Bepergian yang Syar’i

Perlu dicatat, bepergian (safar) yang dimaksud harus dalam koridor syar’i, misalnya untuk berdakwah, membayar utang, silaturahmi, dan mencari ilmu.

Jika bepergian jauh ke luar negeri hanya untuk melarikan diri dari kasus korupsi, bermain casino, atau maksiat lainnya, tentu tidak termasuk kriteria doa mustajabah.

Pentingnya Doa Baik Orang Tua

Hadis ini menjadi pengingat bagi orang tua agar senantiasa berusaha dan berdoa demi kualitas baik anak, baik secara duniawi maupun ukhrawi.

Jika jengkel pada anak yang berperilaku buruk, orang tua tidak dibenarkan mengutuk. Sebaliknya, doakan agar perilaku buruknya berakhir dan berganti menjadi karakter yang baik.

Contoh doa orang tua yang baik untuk anaknya adalah:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya:

Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa (QS al-Furqan: 74).

Maksud penyenang hati bagi orang tua adalah manakala anak menjadi orang yang saleh. Hanya anak salehlah yang membahagiakan orang tua, bahkan setelah orang tua meninggal dunia.

Nabi bersabda:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ. . .  أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ 

Artinya:

Ketika anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya (HR Muslim: 3084, Turmuzi: 1297, Abu Dawud: 2494).

3. Doa Orang yang Berpuasa

Selain dua golongan sebelumnya, doa orang yang berpuasa juga termasuk doa yang tidak tertolak.

Nabi bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

Artinya:

Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir (HR Turmuzi: 2449, 3522, Ibnu Majah: 1742, Ahmad: 7700).

Orang yang berpuasa adalah orang yang nyata-nyata melakukan ketaatan penuh kepada Allah, sebuah ibadah yang hanya diketahui secara hakiki oleh dirinya dan Tuhannya. Maka wajar jika doa mereka mustajabah.

Hendaknya istilah ngabuburit digunakan sekadarnya saja, jangan sampai mengalahkan atau mengurangi hubungan kedekatan antara ‘âbid (yang menyembah) dan ma’bûd (yang disembah).

4. Doa Ampunan Anak Saleh kepada Orang Tua

Kebaktian anak yang paling utama kepada orang tua, terutama yang telah meninggal, adalah memohonkan ampunan. Doa ini mampu mengangkat derajat orang tua di surga.

Nabi bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَك

Artinya:

Sesungguhnya seseorang diangkat derajatnya di surga. Orang tersebut bertanya: Bagaimana ini bisa terjadi? Dikatakan kepadanya: Karena anakmu telah memohonkan ampunan untukmu (HR. Ibnu Majah, 3650, Ahmad, 10202. Kualitas hadis ini hasan).

Pelajaran dari hadis ini adalah kebaktian anak yang paling utama adalah doa ampunan, bukan aneka amalan lain yang mengatasnamakan orang tua, seperti kurban, sedekah, wakaf, atau berbagai bacaan Al-Qur’an. Cukupkan diri dengan tuntunan Rasul.

Persoalan utamanya adalah kualitas doa anak. Jika anak termasuk golongan orang saleh, doa ampunannya untuk orang tua insya Allah maqbûl (diterima).

5. Orang yang Dicintai Allah (Waliyullah)

Orang yang dicintai Allah adalah mereka yang senantiasa mendekat (bertaqarrub) kepada-Nya dengan berbagai amalan saleh dan sunah (an-nawâfil). Amalan ini meliputi banyak berzikir, istigfar, sedekah, membaca Al-Qur’an, gemar menolong orang kesulitan, salat tathawû’, dan menebar kebaikan.

Demikian Nabi bersabda:

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ      

Artinya:

Siapa yang menentang seorang wali-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku cintai dari apa yang telah Aku fardukan kepadanya dan tidaklah ia senantiasa mendekat kepada-Ku dengan ibadah sunah kecuali Aku akan mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengar, Aku akan menjadi penglihatan yang ia pergunakan untuk melihat, Aku akan menjadi tangan yang menjadi kekuatannya, Aku akan menjadi kaki yang ia pakai untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Jika ia berlindung, Aku akan melindunginya (HR Bukhari: 6021, Ahmad: 24997, Ibnu Hibban: 347).

Hadis ini mengandung konsep wali, yang berarti memang ada seseorang yang berderajat waliyullah. Mereka adalah orang yang gerak langkahnya, mulai dari hati, rasa, pikiran, hingga anggota badannya, benar-benar sudah memperoleh rida Allah. Orang seperti ini, jika berdoa insya Allah mustajabah.

Wallâhu a’lamu biṣawâb

Baca juga:

Sana’ dan Shalawat: Kunci Pembuka Pintu Ijabah Doa

Editor:

Agung S Bakti

Bagikan berita ini

Kabar Lainnya

Scroll to Top