NGALIYAN, muhammadiyahsemarangkota.org- Kesehatan bukan hanya urusan tubuh, tapi juga tentang bagaimana hati dan pikiran tetap tenang. Pesan itu mengalir hangat dalam Kajian Ahad Pagi di Masjid At-Taqwa Ngaliyan, Wates, Semarang, pada Ahad (19/10/2025) yang menghadirkan narasumber dr. Shofa Chasani, H., Sp.PD, FINASIM.
Dengan tema “Merawat Kesehatan Fisik dan Mental Menurut Islam dan Medis”, penceramah mengajak jamaah memahami bahwa keseimbangan hidup adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Tubuh yang Seimbang, Jiwa yang Tenang
Dalam paparannya, dr. Shofa yang juga Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhamamdiyah (PDM) Kota Semarang, menjelaskan bahwa Allah menciptakan tubuh manusia dengan sistem yang sempurna dan seimbang. Setiap organ memiliki peran penting dan saling mendukung. Ketika satu bagian terganggu, organ lain ikut merasakan dampaknya.
Ia mencontohkan fungsi ginjal yang bekerja menyaring racun dan mengatur cairan tubuh. “Ginjal itu ada dua, dan keduanya punya peran vital. Kalau keseimbangan terganggu, tubuh akan memberi tanda mulai dari kelelahan, pembengkakan, hingga tekanan darah tinggi,” jelasnya kepada jamaah.
Selain ginjal, beliau juga menyinggung penyakit hipertensi dan jantung yang sering muncul karena gaya hidup tidak sehat, kurang kontrol cairan, dan stres berkepanjangan.
Suasana kajian berlangsung khidmat namun penuh semangat. Ketika sesi tanya jawab dibuka, banyak jamaah yang langsung mengangkat tangan, mengajukan pertanyaan seputar kesehatan. Ada yang berkonsultasi mengenai penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, hingga bagaimana menghadapi kondisi mental yang tidak stabil.
Dokter spesialis penyakit dalam RS Roemani itu menanggapi satu per satu pertanyaan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, memadukan penjelasan medis dengan sentuhan nilai-nilai Islam. ia tak hanya memberi solusi secara medis, tetapi juga menekankan pentingnya sabar, dzikir, dan menjaga pola hidup seimbang sebagai bentuk ikhtiar yang paripurna.
Dari sisi spiritual, penceramah menegaskan bahwa Islam telah mengajarkan prinsip hidup seimbang jauh sebelum dunia medis mengenalnya. dr. Shofa mengingatkan jamaah agar tidak menjerumuskan diri dalam kebiasaan yang merusak tubuh, seperti pola makan berlebihan atau konsumsi obat tanpa kontrol.
“Janganlah kita menjerumuskan diri kita sendiri dengan sesuatu yang salah,” tegasnya mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an. Ia juga mengingatkan untuk berhati-hati terhadap obat-obatan herbal atau tradisional yang tidak jelas kandungannya karena bisa berdampak pada kesehatan ginjal.
Selain menjaga fisik, ditekankanpula pentingnya dzikir dan menjaga ketenangan hati sebagai bagian dari menjaga kesehatan mental. Dzikir, kata dr Shofa, mampu menenangkan sistem saraf dan mengurangi stres, yang berpengaruh langsung terhadap kesehatan organ tubuh.
Hidup Seimbang dan Penuh Syukur
Kajian yang dihadiri oleh masyarakat sekitar Wates ini meninggalkan kesan mendalam. Jamaah terlihat antusias mendengarkan setiap penjelasan yang disampaikan dengan gaya santai namun penuh makna.
dr. Shofa menjelaskan bahwa penyakit bukan selalu tanda Allah tidak sayang, justru bisa jadi bentuk kasih sayang agar manusia kembali introspeksi.
“Ketika Allah memberi ujian berupa sakit, itu bukan berarti kita tidak disayang. Bisa jadi Allah sedang menjaga dan menyucikan kita,” tuturnya.
Pesan ini menjadi penutup yang menenangkan, mengingatkan jamaah bahwa menjaga tubuh dan jiwa adalah bagian dari ibadah dan rasa syukur atas karunia kehidupan.
Dari kajian ini, jamaah diajak merenungi bahwa sehat bukan hanya bebas dari penyakit, tapi juga tentang menjaga keseimbangan antara fisik dan mental. Islam telah mengajarkan keseimbangan sebagai kunci kehidupan antara dunia dan akhirat, kerja dan ibadah, tubuh dan hati.
dr. Shofa menegaskan bahwa jika keseimbangan itu terjaga, manusia akan hidup lebih tenang, berpikir jernih, dan mampu menjalani kehidupan dengan penuh syukur.
