Jalan-Jalan yang Berfaedah : Bagaimana Menemukan Hikmah di Balik Setiap Perjalanan

SEMARANG, muhammadiyahsemarangkota.org -Ahad pagi (19/10/2025) di Masjid At-Taqwa Roemani Semarang terasa berbeda. Udara sejuk dan suasana santai khas akhir pekan menjadi saksi ketika jamaah menikmati “jalan-jalan berfaedah” bukan ke tempat wisata, tapi ke ruang renung dan perenungan diri. Melalui kajian bertema “Kedudukan Hikmah bagi Ulul Albab”, Dr. Zuhad Masduki, M.Ag mengajak para peserta menelusuri makna terdalam dari kata hikmah, bukan sekadar dalam teori, tapi sebagai bekal hidup sehari-hari.

Hikmah dan Ulul Albab Lebih dari Sekadar Kecerdasan

Dalam penjelasannya, Dr. Zuhad menyampaikan bahwa hikmah adalah anugerah besar yang diberikan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, sebagaimana tertulis dalam QS. Al-Baqarah ayat 269. Orang yang mendapat hikmah sejatinya telah memperoleh kebaikan yang melimpah yakni kemampuan untuk berkata dan bertindak dengan benar.

“Dengan hikmah, hidup menjadi terarah. Dunia dan akhirat berjalan seimbang,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa ulul albab bukan hanya orang berilmu, tetapi mereka yang mampu menggunakan akalnya untuk merenungi tanda-tanda kebesaran Allah. Dalam QS. Ali Imran ayat 190-191, dijelaskan bahwa langit dan bumi, siang dan malam, semua menyimpan pesan ilahi bagi orang yang mau berpikir.

“Ketika kita berwisata, melihat alam, atau sekadar duduk di bawah langit biru seharusnya kita juga sedang belajar hikmah,” tambahnya.

Kajian ini terasa ringan namun dalam maknanya. Jamaah tampak antusias saat Dr. Zuhad membimbing mereka memahami tafsir ayat melalui contoh-contoh nyata dari alam sekitar mulai dari perubahan warna langit, pergantian siang dan malam, hingga keteraturan ciptaan Allah yang begitu menakjubkan. Semua fenomena itu, menurutnya, bukanlah kebetulan semata, melainkan bukti keseimbangan yang menegaskan kebesaran Sang Pencipta.

Melalui pendekatan yang sederhana namun dalam, beliau mengajak jamaah menyadari bahwa perjalanan paling berharga bukan hanya berpindah tempat, melainkan perjalanan batin untuk menemukan makna di balik setiap kejadian.

Dalam penjelasan selanjutnya, Dr. Zuhad juga menyinggung pesan Rasulullah tentang dua golongan manusia yang layak dikagumi: mereka yang memanfaatkan harta untuk kebaikan dan mereka yang mengamalkan ilmunya demi memberi manfaat bagi sesama.

Dari sinilah hikmah sejati lahir yakni kesadaran untuk menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat, serta semangat untuk terus menebarkan manfaat dalam setiap langkah kehidupan.

Kajian yang berlangsung santai ini diakhiri dengan ajakan agar setiap jamaah menjadikan setiap perjalanan hidup sebagai momen untuk menumbuhkan kebijaksanaan. Bahwa hikmah tidak datang tiba-tiba, melainkan tumbuh dari kebiasaan berpikir, bersyukur, dan berbuat baik.

“Ulul albab adalah mereka yang hidupnya selalu belajar dari tanda-tanda Tuhan. Karena di balik setiap langkah, selalu ada pesan yang menunggu untuk direnungkan,” tutup Dr. Zuhad.

Kontributor:

Tim MPI PDM Semarang

Editor:

Rizqi Aulia

Bagikan berita ini

Kabar Lainnya

Scroll to Top