Menjawab Tantangan Zaman, Guru Muhammadiyah Semarang ‘Naik Kelas’ Kuasai Coding AI dan Robotik

SEMARANG SELATAN,muhammadiyahkotasemarang.org– Di zaman yang serba digital ini, kemampuan coding dan kecerdasan buatan (AI) bukan lagi ‘barang’ mewah di dunia teknologi, tapi sudah menjadi kebutuhan dasar. Menyadari urgensi ini, Majelis Dikdasmen PDM Kota Semarang mengambil langkah strategis untuk ‘meng-upgrade’ para pendidiknya melalui sebuah pelatihan guru Muhammadiyah yang fokus pada Coding AI dan Robotik.

Bekerja sama dengan Telkom Semarang, sebuah lokakarya intensif bertajuk “Pelatihan Bidang Koding Kecerdasan Artifisial (KKA) dan Robotik” sukses dihelat. Acara ini tidak hanya diikuti oleh guru dari Kota Semarang, tetapi juga dari Kabupaten Demak.

Para peserta, yang merupakan garda terdepan pendidikan teknologi di sekolahnya (Guru TIK dan Operator TI), berkumpul di Aula Borobudur Lantai 8, Kantor Telkom Pahlawan, Semarang. Mereka menghabiskan waktu seharian penuh pada Selasa,(21/10/25), untuk menyelami dunia koding dan robotika langsung dari para pakar Telkom.

Lebih dari Sekadar Melek Teknologi, Ini soal Membangun Karakter

Sutarto, selaku Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Semarang, punya pandangan jauh ke depan. Menurutnya, transformasi digital guru ini bukan sekadar program untuk mengejar tren. Ini adalah investasi jangka panjang untuk membangun “insan yang unggul dan berkemajuan,” sesuai dengan napas gerakan Persyarikatan.

“Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi apik kami dengan Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Kota Semarang serta Telkom Semarang,” ungkap Sutarto. Ia menegaskan bahwa di era ini, pelatihan semacam ini sangat vital untuk meningkatkan kualitas SDM unggul Muhammadiyah.

Enam ‘Senjata’ Baru untuk Pendidik Muhammadiyah

Lantas, apa sih ‘oleh-oleh’ utama yang dibawa pulang para guru dari pelatihan ini? Sutarto membeberkan setidaknya ada enam manfaat krusial yang bisa langsung diterapkan di sekolah:

Pertama mengasah otak kanan dan kiri: Coding terbukti mengasah kemampuan kognitif, membuat guru dan siswa berpikir lebih kritis dan logis.

Kedua berpikir seperti komputer: Membiasakan diri dengan pemikiran algoritmik, yaitu kemampuan memecahkan masalah secara runut dan terstruktur.

Ketiga memicu jreativitas: Teknologi AI dan robotik membuka ruang tak terbatas untuk berkreasi dan berinovasi.

Keempat membentuk mental juara: Proses coding yang butuh ketekunan, fokus, dan kepercayaan diri secara otomatis ikut membangun karakter.

Kelima jago komunikasi & kolaborasi: Proyek teknologi jarang dikerjakan sendiri, ini melatih kemampuan kerja sama tim.

Keenam paham etika digital: Poin terakhir yang tak kalah penting, yakni menguasai keterampilan teknologi yang diimbangi dengan etika digital.
Pelatihan ini bukan sekadar workshop sehari yang selesai begitu saja. Ini adalah pemantik api. Harapannya jelas: para guru yang telah ‘naik kelas’ ini tidak hanya membawa pulang sertifikat, tapi juga semangat baru.

Semangat untuk menularkan logika coding AI dan robotik di ruang-ruang kelas mereka, mempersiapkan kader-kader muda Muhammadiyah yang siap bertarung gagasan dan karya di panggung global, dengan bekal iman yang kokoh dan teknologi yang mumpuni.

Baca juga :

Cetak Sejarah! EMT Muhammadiyah Jadi Tim Medis Darurat Internasional Pertama Indonesia yang Diakui WHO

Kontributor:

MPI PDM Kota Semarang

Editor:

Adib Abyan Alb

Bagikan berita ini

Kabar Lainnya

Scroll to Top