Muhammadiyah Semarang Siapkan Mubaligh Tangguh: Gelar Sekolah Tabligh Berbasis Strategi Dakwah Digital

Muhammadiyah Semarang gelar Sekolah Tabligh berbasis digital & klasik. Cetak mubaligh tangguh, responsif, moderat, & siap dakwah di era post-truth.

SEMARANG– Di setiap pengajian, khutbah, atau majelis taklim, suara mubaligh adalah jantung dakwah Muhammadiyah. Melalui Sekolah Tabligh, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang ingin memastikan suara itu tetap jernih, menyentuh hati, dan menjawab persoalan umat hari ini.

Dalam upaya memperkuat gerakan dakwah yang berkemajuan, Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang melalui Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) akan menggelar Sekolah Tabligh—sebuah program kaderisasi mubaligh yang menyatukan pendekatan klasik dan kontemporer dalam dunia dakwah.

Berlangsung mulai 2 Agustus hingga 15 November 2025, kegiatan ini akan digelar di Kampus Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) dengan menggabungkan metode perkuliahan daring dan luring selama 16 kali pertemuan. Separuh dari sesi akan berlangsung dalam bentuk teori di kelas, sementara sisanya difokuskan pada praktik dakwah langsung di masyarakat.

“Sekolah Tabligh ini merupakan ikhtiar strategis untuk mencetak para pegiat dakwah yang tidak hanya mumpuni dalam ilmu, tapi juga tangguh secara mental dan siap menghadapi tantangan zaman,” ujar Dr. Aang Kunaepi, M.Ag., Ketua Majelis Tabligh PDM Kota Semarang dalam keterangannya, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, tantangan dakwah hari ini jauh lebih kompleks. Selain harus responsif terhadap isu-isu aktual seperti era post-truth dan digitalisasi, para mubaligh juga dituntut untuk tampil dengan karakter yang moderat dan inklusif.

“Dakwah hari ini bukan sekadar menyampaikan. Tapi juga soal membangun narasi yang menyentuh, argumentatif, dan inspiratif,” tambah dosen pendidikan agama Islam UIN Walisongo itu.

Materi Lengkap Mencakup Isu Kekinian

Senada dengan itu, Ketua Korps Mubaligh Muhammadiyah Kota Semarang, M Zaenuri, S.Sos., M.Si., menyampaikan bahwa program ini tidak hanya menyasar penguatan kapasitas personal, tapi juga menyinergikan gerakan dakwah secara terstruktur di seluruh cabang dan ranting Muhammadiyah se-Kota Semarang.

“Peserta yang akan kami libatkan berasal dari perwakilan PCM, ‘Aisyiyah, pondok pesantren, hingga lembaga swasta. Targetnya ada 50 peserta yang akan kita gembleng selama lebih dari tiga bulan,” terang Zaenuri.

Program ini akan membahas beragam materi, mulai dari ideologi dan sejarah Muhammadiyah, retorika dakwah, hingga isu-isu kekinian seperti dakwah digital dan Islam Wasathiyah.

Selain menghadirkan pemateri internal Muhammadiyah, panitia juga akan mengundang tokoh dari luar sebagai pembicara tamu, termasuk kalangan praktisi, akademisi, dan pejabat publik.

Zaenuri menambahkan, “Sekolah Tabligh bukan hanya ruang belajar, tapi juga ladang pengabdian. Kami ingin para mubaligh tidak hanya pintar berbicara, tapi juga mampu menjadi teladan dan pemimpin di masyarakat.”

Program ini sendiri merupakan hasil tindak lanjut dari Rapat Kerja Wilayah Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah serta koordinasi dakwah se-Kota Semarang. Dengan landasan nilai Al-Qur’an dan semangat tajdid Muhammadiyah, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak dakwah berkelanjutan di tingkat lokal.

Editor: Agung S Bakti

Scroll to Top