MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, SEMARANG – Abdullah Hasan Pardjojo, Takmir Masjid At-Taqwa Wates, Ngaliyan, menjadi narasumber dalam pelatihan juru sembelih halal yang diselenggarakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Semarang bersama Lazismu Kota Semarang pada hari Ahad, 1 Juni 2025.
Dalam kesempatan ini, beliau berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang tata cara penyembelihan hewan yang halal dan sesuai dengan syariat Islam, sehingga para peserta dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan menjadi juru sembelih yang lebih profesional.
Hasan Pardjojo dalam kesempatan ini menyampaikan materi yang mencakup 13 aspek penting dalam penyembelihan hewan yang halal dan sesuai dengan syariat Islam. Materi tersebut meliputi pengetahuan tentang agama Islam, persyaratan syariat Islam, kesehatan dan keselamatan kerja, komunikasi efektif, koordinasi pekerjaan, hygiene sanitasi, kesejahteraan hewan, serta teknik penyembelihan dan pemeriksaan hewan.
“Dengan pengetahuan yang komprehensif ini, diharapkan para peserta dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sebagai juru sembelih halal,” harapnya.
Hasan Pardjojo dalam materinya mengutip surat Al-Maidah ayat 3 dan Al-Baqarah ayat 173 untuk menjelaskan tentang ketentuan dan hukum penyembelihan hewan yang halal. Beliau menekankan bahwa pemahaman dan penerapan syariat Islam dalam proses penyembelihan hewan sangat penting untuk memastikan kehalalan dan kualitas hewan yang disembelih. Dengan demikian, diharapkan para peserta dapat menjadi juru sembelih yang profesional dan memahami tata cara penyembelihan hewan yang halal dan sesuai dengan syariat Islam.
Hygiene dan Sanitasi
Dalam materi pelatihan juru sembelih halal, Hasan Pardjojo menekankan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam proses penyembelihan hewan.
“Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat sangat penting untuk mencegah risiko cedera dan kontaminasi,” terangnya.
APD yang direkomendasikan, lanjut Hasan, antara lain baju kerja atau wearpack, helm, kacamata atau faceshield, masker, apron, sarung tangan baja dan sarung tangan latex, serta sepatu boot.
“Dengan menggunakan APD yang tepat, diharapkan para juru sembelih dapat bekerja dengan aman dan sehat.” Kata Hasan.
Hasan Pardjojo dalam materinya menekankan pentingnya menjaga hygiene dan sanitasi dalam proses penyembelihan hewan dan penanganan daging. Beliau menjelaskan bahwa lingkungan yang bersih, air bersih, alas atau permukaan tempat daging yang bersih, serta peralatan yang bersih dan tajam sangat penting untuk memastikan kualitas dan keamanan daging. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya menempatkan sampah secara terpisah, tidak merokok saat proses penanganan daging, dan mengemas daging dengan plastik bersih transparan atau bahan alam seperti daun atau besek bambu. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk daging.
“Menurut Hasan Pardjojo, ‘Kita harus memastikan bahwa proses penyembelihan hewan dan penanganan daging dilakukan dengan cara yang higienis dan sanitasi yang baik. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk daging.'”
Hasan Pardjojo menekankan pentingnya menggunakan peralatan penyembelihan yang tepat. Peralatan tersebut meliputi pisau sembelih, skinning, boning, pemotong tulang, tali pengikat, tambatan yang kokoh, dan peralatan lain yang diperlukan untuk proses penyembelihan hewan. Dengan menggunakan peralatan yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk daging.
Ciri-Ciri Hewan Sehat
Dalam pelatihan juru sembelih halal, Hasan Pardjojo membahas tentang pentingnya kesejahteraan hewan. Beliau menekankan bahwa hewan harus dipelihara dan disembelih dengan cara yang manusiawi dan sesuai dengan prinsip kesejahteraan hewan.
“Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain memberikan makanan dan minuman yang cukup, memberikan waktu istirahat yang cukup, menghindari sakit dan luka, serta memberikan perlakuan yang baik dan hindari stres. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk daging.” Kata Hasan.
Hasan Pardjojo menekankan pentingnya pemeriksaan fisik hewan sebelum disembelih. Beliau menjelaskan bahwa hewan yang sehat memiliki ciri-ciri seperti bulu yang bersih dan mengkilat, tubuh yang gemuk dan lincah, serta nafsu makan yang baik. Selain itu, hewan yang sehat juga memiliki suhu badan yang normal dan tidak memiliki cacat atau kelainan fisik. Dengan melakukan pemeriksaan fisik yang teliti, diharapkan dapat memastikan bahwa hewan yang disembelih adalah hewan yang sehat dan berkualitas.
Hasan Pardjojo juga menjelaskan bahwa ketenangan hewan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Hewan yang tenang dan tidak stres dapat dipastikan telah memenuhi persyaratan untuk disembelih. Dengan demikian, diharapkan proses penyembelihan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, serta menghasilkan produk daging yang berkualitas.

Kelayakan Penyembelihan Hewan
Hasan Pardjojo membagikan teknik merebahkan hewan yang efektif dan manusiawi. Langkah-langkahnya meliputi menenangkan hewan, menutup penglihatan, menambatkan, membuat simpul ikatan, dan merebahkan hewan dengan hati-hati.
Selanjutanya, Hasan Pardjojo menjelaskan mengenai teknik penyembelihan halal yang sesuai dengan syariat Islam. Langkah-langkahnya meliputi mengatur posisi hewan, memastikan keamanan, membaca do’a, dan melakukan penyembelihan dengan memutus 3 urat yang tepat.
Hasan Pardjojo juga membagikan tips untuk memastikan kelayakan penyembelihan hewan. Menurutnya, proses penyembelihan harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan persyaratan syariat Islam.
“Setelah melakukan penyembelihan, kita harus memastikan bahwa hewan tersebut benar-benar mati sebelum dilakukan proses pengulitan. Berikut adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan:
- Periksa kelayakan penyembelihan dengan memeriksa urat makanan, urat nafas, dan urat darah sebelah kiri dan kanan.
- Tunggu hingga hewan benar-benar tidak bergerak dan tetapkan status kematian.
- Lakukan cek di 3 titik untuk memastikan tidak ada tanda-tanda kehidupan, yaitu:
- Reflek mata: tekan pupil mata, pastikan tidak ada reaksi berkedip.
- Reflek ekor: tekan batang ekor, pastikan tidak ada reaksi.
- Reflek kuku: tekan sela-sela kuku kaki dengan ujung pisau, pastikan tidak ada reaksi.
- Setelah benar-benar mati, baru dilakukan proses pengulitan.
“Pastikan semua sudah sesuai dengan persyaratan dan tunggu hingga hewan benar-benar tidak bergerak sebelum dilakukan proses pengulitan. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita dapat memastikan bahwa proses penyembelihan dilakukan dengan efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip kehalalan,” tegas Hasan.
Mengenal Sifat Daging Qurban
Hasan Pardjojo menekankan pentingnya penanganan daging qurban yang benar untuk menghasilkan daging yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Menurutnya, daging qurban harus diolah dan ditangani dengan teliti untuk memastikan kualitasnya.
“Daging qurban yang baik harus memenuhi empat kriteria, yaitu aman, sehat, utuh, dan halal. Aman berarti daging harus terhindar dari bibit penyakit, bahan kimia, dan obat-obatan yang dapat mengganggu kesehatan dan pertumbuhan hewan. Sehat berarti daging mengandung zat-zat yang berguna bagi kesehatan dan pertumbuhan badan. Utuh berarti daging tidak tercampur dengan bagian dari hewan lain. Halal berarti daging diolah dan ditangani sesuai dengan syariat Islam.” Kata Hasan.
Hasan Pardjojo juga menjelaskan bahwa daging memiliki sifat mudah tercemar dan mudah rusak. Daging dapat rusak dengan sendirinya karena proses otolisis yang disebabkan oleh aktifitas enzim dalam daging. Oleh karena itu, penanganan daging yang benar sangat penting untuk mencegah kerusakan dan pencemaran.
“Daging dapat rusak dengan sendirinya karena proses otolisis yang disebabkan oleh aktifitas enzim dalam daging. Oleh karena itu, penanganan daging yang benar sangat penting untuk memastikan kualitas daging yang dihasilkan,” jelasnya.
Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk penanganan daging qurban yang benar adalah memisahkan daging dengan jeroan, tidak mencampur satu jenis daging dengan jenis daging yang lain, tidak menempatkan daging satu tempat dengan bahan lain, mempergunakan peralatan khusus untuk daging, dan menyimpan daging dalam suhu beku (-18) derajat Celcius.
“Dengan melakukan penanganan daging qurban yang benar, kita dapat memastikan bahwa daging yang dihasilkan aman, sehat, utuh, dan halal untuk dikonsumsi,” pungkasnya.
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara