Rajab dan Persiapan Ramadhan

MUHAMMADIYAHSEMARANGKOTA.ORG, Rajab,Sya’ban, Ramadhan, ketiga bulan tersebut saling berurutan. Pasti, ada hikmah disana. Setidaknya, deretan bulan itu mengisyaratkan pentingnya penekanan ibadah menjelang bulan penuh ampunan, Ramadhan. Langkah-langkah persiapan itu, sebut Syekh Fadi Muhammad Yasin, dalam makalahnya yang berjudul 30 Langkah Persiapan Ramadhan di Rajab dan Sya’ban, penting ditempuh untuk memaksimalkan ibadah, terutama sepanjang Ramadhan. 

Syekh Abu Bakar Al-Warroq Al-Bakhi mengatakan bahwa bulan Rajab adalah bulan untuk menanam, bulan Sya’ban adalah bulan untuk menyirami tanaman, dan bulan Ramadan adalah bulan panen tanaman tersebut.

Syekh Abu Bakar di atas, bulan Rajab sebagai bulan menanam maksudnya adalah untuk mempersiapkan diri menyongsong bulan Ramadan. Sebab, bulan Ramadan merupakan bulan suci yang seharusnya diisi penuh dengan ibadah dan harus dibiasakan sejak bulan Rajab.

Paling tidak ada 3 hal yang perlu kita persiapkan (I’dad) sebelum Ramadhan, pada bulan Rajab dan Sya’ban agar Ramadhan kita harapannya  lancar, diberkahi dan mendapat predikat taqwa :
a. I’dad Jasadiyah (Persiapan Fisik)
b. I’dad Ruhiyah (Persiapan Ruhani/Ruhiyah)

Persiapan memasuki bulan Ramadhan :
1.Memperdalam ilmu tentang puasa
2.Memohon ampunan sebanyak-banyaknya
3.Bergembira menyambut Ramadan

Menyambut Ramadan dengan penuh suka cita nyatanya juga memiliki pahala yang besar. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut :

Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah di mana pada bulan itu Allah mewajibkan puasa. Pada bulan itu dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu jahannam, diikat setan-setan, di dalam bulan itu ada satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikannnya, maka sungguh ia telah diharamkan dari bulan itu.” (HR. Ahmad)

Ustadz H. AM. Jumai SE. MM. ketika menjadi narasumber di Masjid At-Taqwa RS. Roemani Semarang

Bulan Rajab adalah Bulan Haram

Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadal Akhiroh dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman didalam surat At-Taubah ayat 36 :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Terjemah Arti : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.

Mengenai empat bulan yang dimaksud disebutkan dalam hadits dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihiwasallam bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Terjemahan : “Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).

Jadi, empat bulan suci tersebut adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.

Apa Maksud Bulan Haram?

Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah berkata, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna:

  1. Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
  2. Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36).

Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” Bahkan Ibnu ’Umar, Al Hasan Al Bashri dan Abu Ishaq As Sa’ibi melakukan puasa pada seluruh bulan haram, bukan hanya bulan Rajab atau salah satu dari bulan haram lainnya. Lihat Latho-if Al Ma’arif, 214. Ulama Hambali memakruhkan berpuasa pada bulan Rajab saja, tidak pada bulan haram lainya. Lihat Latho-if Al Ma’arif, 215.

Namun sekali lagi, jika dianjurkan, bukan berarti mesti mengkhususkan puasa atau amalan lainnya di hari-hari tertentu dari bulan Rajab karena menganjurkan seperti ini butuh dalil. Sedangkan tidak ada dalil yang mendukungnya. Secara spesifik, tidak ada penjelasan tentang keutamaan Rajab. Namun secara umum kemuliaan Rajab masuk ke dalam bulan-bulan yang haram dan terhormat di hadapan Allah.

Firman Allah Ta’ala didalam surat At-Taubah ayat 36 :

ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ فَلاَتَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Terjemah Arti : Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.

Qatadah berkata: Amal shalih lebih besar pahalanya pada bulan haram, dan melakukan kezhaliman pada bulan itu dosanya lebih besar dibanding pada bulan-bulan selainnya, meskipun kezhaliman di setiap keadaan tetap besar dosanya.

Al Qadhi Abu Ya’la berkata : “Dinamakan bulan haram karena mengandung dua makna. Pertama, diharamkan berperang di dalamnya dan orang-orang jahiliyah pun meyakininya pula. Kedua, karena melanggar larangan-larangan pada bulan ini lebih berat dosanya dibanding pada bulan selainnya, demikian pula ketaatan. Dari Zadul Masir, 3/432.

Kantor Lazismu Daerah dikompleks Masjid At-Taqwa RS Roemani Semarang

Salurkan donasi terbaik anda melalui:

Lazismu PDM Kota Semarang
Memberi Untuk Negeri

Zakat
Bank Syariah Indonesia
777 888 1785

Infaq
Bank Syariah Indonesia
777 888 1785

Konfirmasi :
0856 4087 3531 (call center Lazismu Kota Semarang)
0813 2755 1238 (Abdullah Hasan)

Penulis : AM Jumai
Editor : Muhammad Huzein Perwiranagara